Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Kalau Bisa Anies Baswedan Nggak Jadi Capres!', Refly Harun Sependapat Soal Omongan SBY Terkait Tanda Ketidakadilan Pemilu 2024

'Kalau Bisa Anies Baswedan Nggak Jadi Capres!', Refly Harun Sependapat Soal Omongan SBY Terkait Tanda Ketidakadilan Pemilu 2024 Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sukses mencuri perhatian saat memberikan pidatonya di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat.

Ayah dari Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tersebut menyebut bakal ada kecurangan di pemilu 2024 sehingga dirinya mengaku bakal “turun gunung”.

Mengenai pernyataan SBY yang menggemparkan ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Refly mengaku sepedapat dengan SBY soal bakal adanya kecurangan di 2024.

“Sepenuhnya saya sepakat, saya setuju ada indikasi kecurangan berpemilu dan celakanya ini dilegitimasi dan di justifikasi oleh lembaga-lembaga resmi, oleh DPR, MK, dan terutama oleh Presiden atau lembaga kepresidenan,” jelas Refly melalui kanal Youtube-nya, dikutip Minggu (18/9/22).

Baca Juga: 'Pembusukan' Mulai Terlihat Menjelang Jabatan Habis, Rocky Gerung Kasih Angin Segar ke Anies Baswedan: Saya Bisa Taruhan, Setelah Anies…

Salah satu indikasi yang terlihat menurut Refly adalah upaya pembatasan jumlah Capres yang banyak digaungkan oleh sejumlah pihak yang mana menginginkan hanya ada 2 pasangan calon di 2024. Hal ini makin diperkuat dengan kebijakan Presidential Threshold (PT) dengan ketentuan 20%.

Dengan kondisi yang demikian, Refly menyebut salah satunya adalah mulai ditutupnya kesempatan beberapa kandidat potensial yang selama ini kencang dikabarkan akan maju di 2024 seperti Anies Baswedan.

“Kalau bisa misalnya Anies Baswedan tidak jadi Calon presiden, kalau bisa Ganjar tidak jadi capres, maka pesta hanya di antara orang-orang seputar istana saja,” ungkap Refly.

Contoh lain yang Refly beberkan adalah situasi atau posisi segenap Partai Politik di mana mayoitas sudah menikmati kue kekuasaan sedangkan oposisi hanya disematkan pada dua partai yakni PKS dan Demokrat.

Angin Perlawanan datang ketika nama Anies Baswedan digadang-gadang akan maju dengan diusung PKS dan Demokrat serta NasDem yang saat ini merupakan partai penguasa namun terang-terangan menempatkan Anies Baswedan sebagai salah satu kandidat yang akan mereka dukung. Sayangnya, menurut Refly masih ada upaya agar NasDem tidak bergabung dalam koalisi pendukung Anies tersebut sehingga syarat 20 persen tidak bisa tercapai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: