Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kohati PB HMI Minta Stop Provokasi TNI dengan Effendi Simbolon

Kohati PB HMI Minta Stop Provokasi TNI dengan Effendi Simbolon Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Umum Kohati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Imayati Kalean, meminta Analis militer Connie Rahakundini Bakrie berhenti menyampaikan pendapat yang terkesan menyudutkan dan memprovokasi TNI. Sebab, masalah Effendi Simbolon, Panglima TNI, dan KSAD sudah selesai karena mereka sudah saling memaafkan.

"Kalau mengarah pada provokasi itu menurut saya sudah bukan akademisi lagi. Kalau seorang akademisi, menyampaikan pemdapat ya memang betul-betul objektif, apa yang dia lihat sebagai akademisi, tapi kalau mengarah pada provokasi dan berlebihan saya kira itu sudah ada tendensi politik tertentu. Sudah ada kepentingan-kepentingan tertentu yang bisa jadi tidak sejalan dengan apa yang hari ini terjadi bahwa kedua belah pihak sudah berdamai," ujar Imayati saat dihubungi, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga: Dudung Sempat Kirim Sinyal ke Bawahannya untuk 'Senggol' Effendi Simbolon, Analis Militer Tegas: Fatal!

Hal ini disampaikan Imayati terkait pernyataan Connie Bakti yang mengatakan bahwa KSAD Jenderal Dudung Abdurachman ingin mendirikan sekolah untuk putranya sendiri. 

Menurut Imayati, seorang pengamat dan akademisi seperti Connie Bakrie tidak boleh menyampaikan pendapat provokatif dan menyudutkan pihak-pihak tertentu. Apalagi menyampaikan pendapat Jenderal Dudung ingin mendirikan sekolah untuk Putranya. 

Baca Juga: Soal Ucapan Effendi Simbolon, Cendekia Muda Nusantara Harap Hal Serupa Tak Terulang

"Itu sudah provokatif banget bahkan itu sudah tujuannya memecah belah. Sudah tidak sehat lagi, sudah tidak objektif lagi. Dan sudah tidak citra akademisi, sudah tercederai kalau sampai pendapat beliau itu provokatif. Semestinya itu dihentikan," katanya. 

Imayati berharap Connie Bakrie melihat persoalan lebih objektif karena dia dikenal sebagai akademisi dan pengamat keamanan. Jangan sampai keilmuan dia tercederai hanya karena ada kepentingan tertentu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: