Adapun, ibunya, yang memiliki kemampuan dalam mengolah kreasi makanan, juga dibantu dengan dukungan usaha dagang, dalam bentuk pemesanan makanan dan minuman. Bentuk intervensi itu akan terus dipantau sejalan dengan perkembangan kesehatan Gipar dan perkembangan usaha ibunya. Tak hanya itu, keluarga Gipar juga tengah diupayakan untuk masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar mendapat bantuan reguler dari Kemensos.
Baca Juga: Mulai Desember, Anak Yatim-Piatu akan Dapat Bansos dari Kemensos Rp200 Ribu Perbulan
Selain Gipar, dua anak penderita penyakit berat lainnya juga turut dihadirkan di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi guna menerima bantuan serupa dengan jumlah bervariasi.
Dua anak itu, yakni Rita Octavia (11 bulan), bocah asal Cianjur yang menderita penggumpalan sumsum saraf belakang dengan diagnosa medis Hydrocephalus dan Azka Nazwan Al Islam (6), bocah asal Kota Depok yang menderita penyempitan otak dengan diagnosa medis Cerebral Palsy. Keduanya mendapat bantuan dari donatur melalui platform kitabisa.com sebesar Rp68 juta untuk Rita dan Rp75 juta untuk Azka.
Baca Juga: Kementerian PAN-RB Nilai Reformasi Birokrasi Kemensos Alami Peningkatan Signifikan
Sementara itu, bantuan ATENSI dari Kemensos, yang juga disalurkan untuk ketiganya, berjumlah total Rp60 juta. Bantuan itu dikelola melalui tiga Sentra, yaitu Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi dengan besaran Rp27 juta, Sentra Terpadu Inten Soeweno Cibinong dengan besaran Rp19 juta dan Sentra Wyata Guna Bandung dengan besaran Rp13 juta. Bantuan itu meliputi nutrisi (madu, susu, dan biskuit), kebutuhan dasar, kursi roda, mainan dan pakaian, hingga bantuan kewirausahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: