Visi Indonesia Emas pada 2045, yakni Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur, salah satunya hanya akan terwujud apabila didukung kondisi kebangsaan yang kondusif. Oleh karenanya, penguatan komitmen kebangsaan menjadi sangat penting, terutama dengan menjaga Pancasila, UUD 1945, dan NKRI sebagai konsensus serta kesepakatan nasional.
Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ikut berkontribusi aktif dalam mencegah munculnya paham radikalisme maupun sikap intoleran sebagai upaya menjaga komitmen kebangsaan. Tentunya melalui berbagai kegiatan baik yang bersifat kontra radikalisme terhadap mereka yang belum terpapar maupun deradikalisasi terhadap mereka yang telah terpapar.
Baca Juga: Hadiri Peringatan Kelahiran Nabi Agung Kongzi 2573, Wapres Ingatkan Merawat Harmoni dan Persaudaraan
"Seraya mengembangkan dakwah kesejukan sesuai dengan ajaran Islam Wasathiyah yang rahmatan lil ‘alamin kepada masyarakat dan bekerja sama dengan Pemerintah untuk merawat harmoni dan persatuan bangsa," harap Wapres dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/9/2022).
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa Pancasila, UUD 1945, dan NKRI oleh para ulama disebut sebagai al-mitsaq al wathany (kesepakatan nasional). Atas dasar hal tersebut, dia pun menyebut Indonesia sebagai Darul Mitsaq (negara kesepakatan) yang menurutnya dalam bahasa Muhammadiyah disebut sebagai Darul ‘ahdi was-syahadah.
"Dalam setiap upaya yang kita lakukan untuk memperbaiki umat (islahu ummat) baik dakwah, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan lainnya, kita harus berada dalam bingkai kesepakatan nasional tersebut," harapnya.
Artinya, tutur Wapres, segala upaya dalam membangun bangsa harus terus dalam koridor kesepakatan nasional.
"Untuk mencegah kemungkinan terjadinya perpecahan bangsa, kita juga harus mencegah adanya (atau) munculnya kelompok-kelompok yang keluar dari komitmen kebangsaan ini, utamanya timbulnya paham radikalisme maupun sikap intoleran di tengah bangsa ini," pintanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: