KOL Stories x Yudi Chen: Gimana Cara Menyusun Portofolio Saham yang Jitu Agar Cuan Maksimal?
Inflasi yang melanda dunia membuat kondisi pasar saham berdarah-darah. Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga untuk melawan percepatan inflasi dan menjaga stabilitas harga.
Investasi saham saat ini masih tetap diganderungi meski harus lebih berhati-hati. Karena kalau tidak, bukannya cuan, investasi yang diharapkan untung malah bisa buntung. Ditambah lagi dengan keadaan invasi Rusia ke Ukraina yang membuat kondisi ekonomi dunia masih belum stabil.
Oleh karena itu, dalam KOL Stories bersama Yudi Chen dengan tema "Gimana Cara Menyusun Portofolio Saham yang Jitu Agar Cuan Maksimal?" kita kupas tuntas keseluruhannya. Berikut ulasannya!
1. Kondisi pasar saat ini masih sangat tak menentu, dengan meningkatnya inflasi, kemudian geopolitik dan pandemi yang masih belum berakhir, gimana menurut Koh Yudi melihat pasar modal ke depan?
Dengan kondisi pasar saat ini, menaruh investasi di saham hanya akan mengalami penurunan. Jika kita memiliki tujuan 10-20 tahun ke depan, maka tak ada masalah dengan penurunan minor. Namun, jika tujuan investasinya untuk 1-2 tahun ke depan, bisa turun investasinya atau bahkan nyangkut tidak bisa ditarik.
2. Bagaimana cara menyusun strategi portofolio yang tepat di kondisi saat ini menurut Koh Yudi?
Semua kembali lagi ke profil risiko dan tujuan investasi seseorang. Jangan sampai memaksakan profil risiko demi keuntungan besar. Karena setiap orang itu berbeda. Ada yang menaruh Rp10 juta di saham dalam keadaan tenang, tapi ada juga yang tidak bisa tidur dibuatnya.
3. Nah Koh, apakah bisa dijelaskan lagi lebih dalam terkait dengan portofolio investasi saham, apa saja sih jenis-jenisnya?
Ada profil risiko moderat, risiko tinggi dan rendah. Teman-teman harus mengetahui terlebih dahulu profil risiko mereka agar investasi yang sudah dikumpulkan tidak sia-sia, agar kita juga nyaman tidur dan tidak stress dengan investasi.
4. Apakah menyusun portofolio saham juga bergantung terhadap modal yang kita miliki?
Pastinya pengaruh. Semakin besar aset, yang akan dikelola juga besar. Namun kembali lagi ke profil risiko dan preferensi orang itu sendiri. Ada yang konservatif, ada yang ingin dapat dividen setiap tahun, atau ada yang ingin tenang cukup di obligasi saja, itu tidak apa-apa, enggak masalah.
Tapi biasanya, semakin besar uang diinvestasikan, akan semakin konservatif lagi karena mereka lebih susah untuk keluar dari pasar saham.
5. Sebenarnya sepenting apa sih menyusun portofolio saham?
Menyusun portofolio sangat penting agar tidak semua uang ditaruh di saham. Karena jika kondisi pasar sedang tidak baik, justru bisa merugi hingga stress. Oleh sebab itu, kelola portofolio dengan bijak mulai dari dana darurat untuk satu tahun ke depan, uang tunai, asuransi, dan lain sebagainya.
Pastikan teman-teman mengerti dengan produk investasi yang dipilih, jangan sampai hanya ikut-ikutan teman.
6. Lalu, ada gak tips untuk menyusun portofolio saham yang jitu agar kita bisa memperoeh cuan yang maksimal?
Yang terpenting adalah belajar dulu. Jika kita memiliki pengetahuan dan pengalaman, dari modal Rp10 juta bisa menjadi miliaran. Tapi jika tidak memiliki pengetahuan juga bisa dari miliaran menjadi hanya puluhan juta.
Dalam berinvestasi yang terpenting itu bukan hanya soal nominalnya, tetapi pengetahuan. Banyak orang yang memiliki banyak uang tapi ruginya juga besar karena tidak memiliki pengetahuan. Berbeda halnya dengan mereka yang memiliki pengetahuan, meski modalnya sedikit bisa menjadi compounding besar. Oleh karena itu, berinvestasilah pada ilmu, bukan hanya pada nominal.
7. Sebagai penutup adakah pesan yang ingin disampaikan kepada penonton?
Tentukan goal, kemudian lakukan pembagian risiko dengan membagi hingga 4-5 saham atau emiten, bahkan kalau bisa sampai 10 emiten. Dan jangan pernah menyerah ketika sedang turun karena investasi pada saham bukan hanya soal keuntungan, tapi seberapa kuat menahan kerugian untuk kemudian belajar dari kesalahan. Kemudian, pilihlah emiten atau perusahaan yang sudah dikenal dan memiliki reputasi, jangan asal memilih perusahaan yang tidak jelas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: