Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kok Bisa Ya, Rusia Babak Belur 'Dihajar' Militer Ukraina, Ternyata Oh Ternyata...

Kok Bisa Ya, Rusia Babak Belur 'Dihajar' Militer Ukraina, Ternyata Oh Ternyata... Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Aleksey Smirnov
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Perang Vietnam pada 1955-1975, perang Afganistan 1979-1989, dan perang-perang kontemporer lainnya seharusnya mengajarkan kepada umat manusia bahwa pendudukan paksa wilayah asing sudah tidak relevan lagi dengan zaman.

Dari semua perang itu justru negara-negara kecil seperti Vietnam dan Afganistan bisa mematahkan adidaya seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet yang kekuatannya jauh lebih unggul dalam segala skala.

Baca Juga: Hidup dan Mati Rakyat Afghanistan di Tangan Amerika, China: Itu Jika Berani Cairkan Cadangan Devisa 7 Miliar Dolar

Kekuatan agresor memang sering melupakan satu hal yang membuat si kecil mengalahkan si besar. Dan itu adalah moral bertempur yang juga sedang terjadi di Ukraina saat ini.

Dalam perang Ukraina yang sudah hampir 7 bulan itu, tengah terjadi titik balik seperti dalam Perang Vietnam dan Afganistan di mana kekuatan lebih inferior membalikkan logika perang.

Adalah sukses kontra-ofensif Ukraina mulai akhir Agustus 2022 di bagian timur lautnya yang tengah diduduki Rusia yang menguakkan lagi fenomena unik mengenai kekuatan kecil yang bisa membalikkan pendulum perang.

Sebelum ofensif ke timur laut wilayahnya yang diduduki Rusia itu, Ukraina santer disebut bakal melancarkan serangan balasan ke Kherson yang berada di bagian selatan negeri itu.

Rusia terpancing. Mereka mengerahkan sebagian besar sumber daya perangnya ke Kherson guna menangkal ofensif balik Ukraina.

Ternyata itu hanya pengalihan perhatian karena target sejati Ukraina adalah wilayah timur laut di Donbas.

Rusia terpancing dengan merealokasikan sebagian besar kekuatan militernya ke Kherson dan membiarkan bagian utara Donbas di Kharkiv dan sekitarnya, menjadi tak terlindungi.

Situasi ini membuat Ukraina dengan mudah mendapatkan kembali sebagian wilayahnya di bagian timur itu yang sejak April tahun ini diduduki Rusia.

Lebih dari 3.700 kilometer persegi wilayah Ukraina timur laut atau hampir seluas wilayah Kabupaten Malang di Indonesia, kembali ke pangkuan Ukraina.

Sukses besar Ukraina ini seketika memunculkan keraguan atas kemampuan Rusia dalam mempertahankan wilayah Ukraina yang didudukinya yang bisa membuka gerbang kekalahan secara lebih luas lagi.

Ini kenyataan pahit yang dihadapi Presiden Rusia Vladimir Putin yang pada 24 Februari memerintahkan apa yang disebutnya "operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: