Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies dan Ganjar Lewat... Pengamat Blak-blakan Sebut Puan Maharani Tokoh Politik yang Punya Rekam Jejak Jelas

Anies dan Ganjar Lewat... Pengamat Blak-blakan Sebut Puan Maharani Tokoh Politik yang Punya Rekam Jejak Jelas Puan Maharani | Kredit Foto: DPR

Lebih lanjut, Kunto mengaku tidak bisa membayangkan produk hukum Tindak Pidana Kekerasan Seksual akan jadi seperti sekarang jika Puan Maharani tidak menjadi Ketua DPR RI.

"Artinya yang tahu kebutuhan perempuan ya perempuan. Dan di sisi ini beliau sangat mampu dan berhasil memperjuangkan itu," ucapnya.

Dari catatan Survei Kedai Kopi yang sudah dirilis beberapa waktu lalu, Puan memiliki elektabilitas meyakinkan pada angka 9,6 persen. Hal ini linear dengan semakin diterimanya pemimpin perempuan di Indonesia. 

Lebih dari catatan survei tersebut, masyarakat Indonesia menilai pemimpin perempuan kian menjadi simbol 'Harapan di Tengah Krisis'.

Baca Juga: Elektabilitas PDIP dan Gerindra Merosot, PKS Melesat Masuk 3 Besar Hasil Survei, Nggak Nyangka, Alasannya Bikin Semua Melongo!

"Menariknya bahwa pemimpin di dunia yang paling berhasil mengendalikan Covid adalah perempuan. Persepsi ini ikut mendorong masyarakat kita untuk tidak lagi terlalu mempersoalkan gender dalam memilih pemimpin. Dan ini adalah keunggulan Ibu Puan juga," jelas Kunto.

Ia menambahkan, dari sisi kepemimpinan, perempuan oleh publik lebih dipercaya. Sebab, memiliki kompetensi, teliti, ulet, cekatan dan tanggung jawab terhadap tugas, di samping memiliki komitmen moral yang lebih baik dibandingkan laki-laki.

"Saya sendiri tidak heran ketika melihat survei Ibu Puan sangat positif kenaikannya. Tentu selain karena rekam jejak kerja tadi, juga diimbangi dengan kompetensi memimpin dan saat yang sama persepsi publik positif terhadap hadirnya pemimpin perempuan di Indonesia," pungkas Kunto.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: