Anies Baswedan termasuk tokoh potensial capres yang paling banyak diserang. Apakah serangan itu, akan menurunkan pamor Anies? Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) yang disebut-sebut sebagai pendukung Anies, yakin jagoannya itu akan tambah mantul meski banyak dipukul.
Hal tersebut disampaikan JK saat tampil di YouTube Karni Ilyas Club. Sebenarnya, wawancara itu dilakukan, Rabu (21/9), tapi potongan videonya viral, kemarin. Di acara itu, JK berbicara soal peluang Anies di Pilpres 2024. Untuk sementara ini, JK mengakui elektabilitas Anies masih di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau saya baca survei dari berbagai lembaga, memang Anies selalu berada di tiga besar, tapi Pak Prabowo dan Ganjar lebih tinggi (elektabilitasnya)," kata JK, membuka obrolan dengan pemandu acara, Karni Ilyas.
Baca Juga: Mohon Maaf, Pengamat Bicara Fakta, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Dibukakan Mata Selebar-lebarnya
Berdasarkan survei terbaru Charta Politika, elektabilitas Anies berada di urutan ketiga, di bawah Ganjar dan Prabowo. Elektabilitas Ganjar berada di angka 37,5 persen, Prabowo mendapat 30,5 persen, sedangkan Anies 25,2 persen.
Kendati Anies masih ada di peringkat 3, JK pede, survei tersebut dapat berubah, mengingat Pilpres 2024 masih menyisakan dua tahun lagi.
JK lalu berbicara mengenai banyaknya kritik yang disampaikan ke Anies. Di medsos misalnya, Anies sering direndahkan. JK yakin, kondisi ini tidak bakal membuat pamor Anies padam. Justru, kritik tersebut dapat membuat elektabilitas Anies meningkat.
"Makin dikritik orang, makin merasa direndahkan, rakyat tuh mendukung orang yang merasa ditekan," jelasnya.
Anies memang kerap menjadi bahan perbincangan di media sosial. Namanya sering menjadi trending topic di Twitter. Para musuh Anies, seperti dari kader-kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), seakan tidak henti-hentinya menyerang Anies. Mulai soal banjir, macet, Formula E, pembangunan JIS, sampai hal-hal yang berkaitan dengan tudingan politik identitas. Sebagian memelesetkan jabatan gubernur menjadi "gabener".
Namun, setiap ada serangan, pendukung Anies di Twitter juga bermunculan membela. Mereka nangkis segala serangan dan menampilkan beragam prestasi Anies. Mereka mengubah kata gubernur menjadi "goodbener".
Muhammad Taufik, salah satu pendukung Anies, setuju dengan pandangan JK. Mantan Ketua DPD Partai Gerindra DKI ini yakin, elektabilitas Anies akan tetap melonjak meski terus-terusan dihujani kritik oleh lawan-lawan politiknya.
"Warga sangat merasakan kepemimpinan Anies. Tingginya elektabilitas Anies murni kerja kerasnya. Ditambah lagi yang terjadi sekarang, Anies semakin dipukul, semakin mentereng," ucap mantan Wakil Ketua DPRD DKI ini, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Mengapa demikian? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, psikologis masyarakat Indonesia cenderung memihak kepada sosok yang teraniaya atau direndahkan.
Dia lalu mencontohkan konflik PKB di masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Konflik yang menyeret Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu akhirnya melambungkan nama keduanya.
"Biasanya disebut manajemen konflik. Hal-hal yang kontra bisa melambungkan nama seseorang. Di kita itu kan memang kebalikan, yang viral jadi terkenal. Jadi, yang dikatakan JK ada benarnya," ucap Ujang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami