Warta Ekonomi, Jakarta -
Pada 8 September lalu kembali diperingati sebagai Hari Literasi Sedunia. Sebagaimana yang diproklamirkan oleh
UNESCO pada tahun 1966, Hari Literasi Sedunia bertujuan untuk mengingat pentingnya literasi bagi individu, komunitas dan masyarakat, dan perlunya upaya intensif menuju masyarakat yang lebih melek huruf. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat diiringi dengan pola hidup masyarakat yang turut berubah, literasi dipandang tidak hanya sekedar melek huruf namun lebih kepada melek dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital untuk berbagai aktivitas. Sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia,
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memiliki tanggung jawab untuk mendukung digitalisasi di Indonesia melalui penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan digital.
Baca Juga: Telkom Gandeng Everynet, Siap Perkuat Ekosistem IoT di Indonesia
Menteri BUMN Republik Indonesia,
Erick Thohir mengatakan, ”Pembangunan ekonomi digital Indonesia akan menjadi elemen penting dari target pertumbuhan dengan potensi mencapai Rp4.500 triliun yang jauh lebih cepat 8 kali dari pertumbuhan GDP negara. Sementara itu, saat ini BUMN di Indonesia baru memiliki total 1% digital talent, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20%. Untuk itu, Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasinya. Karena dengan terus berinovasi, ekosistem digital Indonesia bisa dimiliki kembali oleh negeri.” Sejak awal perjalanan transformasi di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Telkom secara kontinyu terus fokus pada bisnis digital dan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Langkah transformnasi di bisnis digital ini sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia terkait pemerataan akses digital di seluruh pelosok Indonesia. Hingga Juni 2022, Telkom telah membantu menghadirkan berbagai infrastruktur seperti 171.654 kilometer kabel fiber optic yang membentang di sepanjang Nusantara dan 255.107 Base Trasceiver Station (BTS), yang melayani 8,9 juta pelanggan IndiHome dan 169,7 juta pelanggan Telkomsel yang terhubung dengan dunia melalui sambungan internet.
Untuk mencapai kedaulatan digital tersebut, setidaknya ada tiga ranah yang harus diciptakan yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi digital. Lingkungan digital salah satunya bisa diciptakan melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi yang merata. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sejak 2019 hingga 2022 investasi APBN untuk pembangunan infrastruktur digital telah mencapai Rp75 triliun.
Dalam pembangunan kedaulatan digital, literasi dan inklusi digital masyarakat harus terus ditingkatkan demi menambah kualitas digitalisasi dan mendukung langkah transformasi digital Indonesia. Transformasi digital menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas dalam agenda Presidensi G20 Indonesia. Telkom secara aktif turut serta dalam berbagai agenda G20, khususnya yang terkait digitalisasi. Bahkan Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mendapat amanat sebagai Chairman B20 Task Force Digitalization.
Baca Juga: Siap Ciptakan Segudang SDM Bertalenta, Telkom Dukung Transformasi Digital di Indonesia
Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital Indonesia ada di angka 3,49 dari rentang 0-5. Ini menandakan tingkat literasi digital masyarakat kian matang dan siap menjadi modal kuat untuk bersaing di era society 5.0. Upaya membentuk masyarakat digital yang tangguh telah dilakukan Telkom melalui penyediaan berbagai produk dan layanan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan BUMN, Telkom berupaya meningkatkan literasi digital melalui pengembangan aplikasi PeduliLindungi, pelaksanaan pendampingan melalui Rumah BUMN, penyediaan sarana inkubasi Amoeba dan Indigo, serta berbagai upaya lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.