Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berhasil Genjot Kredit, Laba Bank Milik Grup Salim Melonjak 128 Persen

Berhasil Genjot Kredit, Laba Bank Milik Grup Salim Melonjak 128 Persen Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang kini menjadi bagian dari Salim Group berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp52,907 miliar sepanjang semester I 2022, atau melonjak 128 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang terbilang Rp23,171 miliar. Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level Rp8,91 per lembar, sedangkan akhir Juni 2021 berada di level Rp4,1 per lembar saham. 

Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu mengungkapkan bahwa perseroan berhasil melewati enam bulan pertama tahun 2022 dengan cemerlang ditengah kondisi ketidakpastian global dan kenaikan harga energi dunia.

“Dengan strategi yang telah dicanangkan, kami dapat membukukan pertumbuhan kredit sebesar 127 persen secara tahunan, jauh melebihi pertumbuhan kredit industri perbankan nasional sebesar 10,3 persen,” kata dia kepada media, Senin (26/2022). 

Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan Nasional, Bank Ina Tingkatkan Kualitas Layanan dan Produk

Ia merinci, pada semester I 2022 perseroan berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp7,063 triliun atau naik 127 persen secara tahunan. Capaian itu ditopang peningkatan penyaluran kredit  segmen modal kerja sebesar 135 persen secara tahunan menjadi Rp5,087 triliun. Disusul segmen investasi yang naik 121 persen secara tahunan menjadi Rp1,639 triliun. Lalu, segmen konsumsi naik 65 persen secara tahunan menjadi Rp337,04 miliar. 

"Dari hasil penyaluran kredit berhasil membukukan pendapatan bunga bersih per Juni 2022 sebesar Rp234,56 miliar, atau naik 115 persen dari Rp109 miliar per Juni 2021 ,” imbuh dia.

Ia menjelaskan, pertumbuhan kredit diiringi dengan prinsip  kehati-hatian sehingga rasio kredit bermasalah turun terjaga di level 1,84 persen untuk NPL gross dan NPL nett di level 0,58 persen.

Di sisi lain, kata dia, perseroan dapat membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp16,416 triliun dan menekan biaya dana dengan meningkatkan porsi dana murah atau (CASA), hal itu terlihat dari peningkatan Tabungan sebesar 10,1 persen dibanding akhir Juni 2021 menjadi Rp435,51 miliar. Sedangkan untuk Giro meningkat 146 persen dari Rp3,571 triliun menjadi Rp8,794 triliun per Juni 2022.

Baca Juga: Keras! Anthoni Salim Pastikan Indofood Bakal Jaga Kinerja di Tengah Ketidakpastiaan Global

Aset perseroan meningkat naik menjadi Rp19,334 triliun, atau 70,1 persen dibanding akhir Juni 2021 yang tercatat Rp11,366 triliun. 

Adapun rasio keuangan penting lainnya, NIM naik level 2,96 persen dari 2,26 persen. LDR di level 43,02 persen. BOPO 85,89 persen. KPMM 28,75 persen. ROA 0,79 persen dan ROE 4,61 persen.

Menariknya, BINA berpotensi mendapat tambahan modal hingga berpotensi mendapat dana segar sebesar Rp1,246 triliun dari Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) IV atau right issue. 

Dalam aksi korporasi itu perseroan menawarkan 296.854.687 saham bernomimal Rp100 per lembar, dan mengharapkan pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 16 November 2022.

Rencananya, dana hasil aksi korporasi ini untuk memenuhi persyaratan Modal Inti yang ditetapkan oleh OJK dalam Peraturan OJK No.12/2020 mengenai Konsolidasi Bank Umum yakni minimal memiliki modal inti sebesar Rp3 triliun pada akhir tahun 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: