Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Mau Bikin Kota Futuristik di Tengah Padang Pasir, Gak Kaleng-Kaleng Megahnya!

Miliarder AS Mau Bikin Kota Futuristik di Tengah Padang Pasir, Gak Kaleng-Kaleng Megahnya! Kredit Foto: Twitter/Morning Brew

Kota ini akan menggunakan energi terbarukan untuk meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi polusi pemanasan planet. Kendaraan otonom akan menjaga jalan tetap aman, dan dapat menghemat ruang bagi pejalan kaki dan ruang komunitas. Pendidikan yang dapat diakses, pelatihan kerja, dan perawatan kesehatan juga merupakan bagian utama dari rencana ini.

Saat merencanakan Telosa, tim meneliti cara untuk membiayai layanan sosial dan memutuskan model ekonomi baru, yang disebutnya Equitism.

Dalam sistem ini, seluruh tanah kota dimiliki oleh yayasan yang dikelola oleh warga. Ketika nilai tanah meningkat, yayasan dapat menjual kavling dan menyewakan dan menggunakan uang ini untuk mendanai dana abadi bagi kota. Telosa mengklaim dengan sistem ini, maka semakin baik kota, penduduk semakin baik.

Dana abadi akan membutuhkan waktu, dukungan, dan infus filantropi untuk bekerja sebagaimana dimaksud. Tidak ada solusi kota yang sempurna, dan solusi ini juga memiliki banyak tantangan.

Seperti yang dikatakan Sharon B. Megdal, direktur Pusat Penelitian Sumber Daya Air Universitas Arizona, kepada Smart Cities Dive, hak dan ketersediaan air sangat penting untuk menjaga komunitas gurun tetap lestari. Jika air tanah tidak diisi ulang, maka itu akan habis dan desalinasi air laut membutuhkan banyak energi.

Karena perubahan iklim menyebabkan kekeringan yang lebih intens, ketika kota-kota di AS bagian barat terus tumbuh, sistem air menjadi sangat tertekan.

Namun, Lore percaya bahwa teknologi dan teknik baru bahkan lebih sulit digunakan ketika membangun infrastruktur yang ada. Sebaliknya, Megdal dan Natalie Bicknell Argerious, redaktur pelaksana di The Urbanist berpendapat bahwa semua investasi ini akan lebih baik jika digunakan untuk memperbaiki kota-kota yang kita miliki sekarang.

Bagi Lore, menggalang dukungan publik dan politik adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi kota impiannya. Tetapi jika semuanya berjalan sesuai rencana, 50.000 orang pertama akan pindah pada akhir 2030.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: