'Mahsa Amini Disiksa dan Dihina Sebelum Tewas dalam Tahanan Polisi'
Mahsa Amini, wanita muda yang kematiannya dalam tahanan polisi telah memicu protes massal di Iran, telah "disiksa dan dihina" sebelum dia tewas menurut seorang sumber dekat.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Erfan Mortezaei berbicara tentang apa yang terjadi pada sepupunya dan bagaimana dia menjadi "suara kemarahan rakyat Iran".
Baca Juga: Alih-alih Pahami Isu, Amerika Malah Pakai Masalah Mahsa Amini buat Lemahkan Iran
Dia meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban rezim Iran atas kematiannya.
Dia adalah anggota pertama dari keluarga Amini yang berbicara kepada media Barat sejak kematiannya dalam tahanan polisi di Teheran pada 16 September.
Beberapa jam sebelum dia meninggal, wanita berusia 22 tahun itu telah ditahan oleh polisi moral negara itu karena diduga mengenakan jilbabnya terlalu longgar.
Kemarahan atas kematiannya telah meningkat menjadi beberapa protes paling serius di negara itu selama bertahun-tahun, dengan puluhan orang tewas ketika pihak berwenang berusaha untuk menekan kerusuhan.
Mortezaei adalah seorang aktivis politik dan pejuang Peshmerga yang tinggal di Irak dekat perbatasan Iran.
Berbicara kepada Sky News di Sulaymaniyah di wilayah Kurdi di Irak utara, dia mengatakan Amini telah berbelanja di Teheran dengan kerabat termasuk saudara laki-lakinya, Ashkan.
Dia mengatakan mereka dihadang oleh polisi moral: "Ketika mereka melihat Mahsa dan yang lainnya, mereka memutuskan hijabnya tidak benar.
"Ashkan mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa mereka tidak berada di kota asal mereka, dan orang asing di Teheran, jadi tolong pertimbangkan itu dan mohon untuk tidak dibawa pergi.
"Dalam perjuangan itu, petugas polisi menyemprotkan merica ke wajah Ashkan dan memaksa Mahsa masuk ke dalam van dan membawanya ke kantor polisi moral."
Mortezaei mengatakan seorang saksi yang berada di dalam van telah memberi tahu keluarga apa yang terjadi selanjutnya.
"Selama perjalanan ke kantor polisi dia disiksa dan dihina," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: