Belakangan, isu Presiden Jokowi akan turun kelas menjadi cawapres mulai kencang disuarakan. Jokowi digadang-gadang agar berpasangan dengan Prabowo Subianto, eks rivalnya di Pilpres 2019 dan juga anak buahnya di kabinet.
PDIP sebagai partai yang mengorbitkan Jokowi mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi presiden 2 periode, tentu saja sewot dengan isu tersebut.
Bagi PDIP, dengan mendorong-dorong Presiden Jokowi sebagai cawapres, itu sama saja merendahkan dan menginjak-injak harga diri Presiden Jokowi.
Baca Juga: Serang Presiden Jokowi Tanpa Data Akurat, Pengamat Ingatkan Langkah AHY
Ketidakrelaan itu diungkapkan Ketua DPP PDIP, Said Abdullah. Dia menegaskan, Jokowi bukan tipikal orang yang gila kekuasaan. Jokowi tidak serendah seperti yang dituduhkan para lawan-lawan politiknya.
“Beliau punya martabat. Beliau punya legacy dan beliau itu bukan orang yang gila kekuasaan," kata Said, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
"Itu tidak mungkin terjadi,” tegasnya, saat mengkonfirmasi wacana mencawapreskan Jokowi.
Ketua Banggar DPR itu juga tidak sepakat, bila isu yang berkembang liar di masyarakat harus Jokowi juga yang mengklarifikasinya. Karena sejak awal, memang tidak mungkin presiden 2 periode maju lagi di Pilpres, meskipun hanya sebatas cawapres.
Kata dia, ketimbang menanggapi isu yang tidak masuk akal, lebih baik Jokowi fokus pada usaha-usaha dalam meninggalkan legacy yang baik bagi masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty