Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Jelaskan Alasan 'Ekspresi Jutek' Puan Maharani: Kalau Tidak Merakyat, buat Apa Mbak Puan Turun ke Bawah?

PDIP Jelaskan Alasan 'Ekspresi Jutek' Puan Maharani: Kalau Tidak Merakyat, buat Apa Mbak Puan Turun ke Bawah? Ketua DPR RI, Puan Maharani. | Kredit Foto: DPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Publik ramai membicarakan potongan video yang memperlihatkan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Politik dan Keamanan, Puan Maharani, saat bagi-bagi kaus kepada warga. Pasalnya, saat membagikan kaus kepada warga di salah satu daerah di Jawa Barat itu, Ketua DPR tersebut terlihat kesal atau jutek dan tidak ada senyumnya.

Di media sosial, netizen riuh dengan ekspresi wajah Puan Maharani tersebut. Menanggapi keriuhan itu, politikus PDIP, Said Abdullah, mengatakan, apa yang terlihat melalui video yang beredar bukan ekspresi kekesalan.

Baca Juga: Ekspresi 'Tak Nyaman' di Tengah Warga Viral, Puan Maharani Kena Sentil: Gimana Mau Merakyat bila Lahir di Tengah Kemewahan & Nama Besar?

"Kalau Mbak Puan itu tidak humble, seakan-akan mukanya Mbak Puan tidak merakyat, kemudian untuk apa kira-kira Mbak Puan turun ke bawah? Padahal, Mbak ingin turun ke bawah, kan tentu selain tugas-tugas beliau juga ingin tahu apa sih sesungguhnya yang diiinginkan oleh masyarakat, harapan masyarakat terhadap pemerintah," ujar Said Abdullah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (27/9/2022).

Said menerangkan, Puan selalu mendapatkan pengaman sebanyak dua lapis saat turun menemui masyarakat. Menurutnya, pengamanan Puan di lapis pertama hanya bertugas menjaga dan tidak memegang kaus.

"Mbak Puan itu setiap turun ke bawah, biasanya ada yang mengiringi Mbak Puan, kemudian ada ring 2 juga. Nah, di ring 1 itu, biasanya hanya ngamanin Mbak Puan, tapi tidak pegang kaus, yang megang kaus biasanya kami-kami ini," kata Said.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: