Penyebaran berita palsu atau hoax makin marak di tengah kemajuan teknologi informasi. Korban hoax bisa dari semua kelompok usia, termasuk orang sudah berumur atau lanjut usia (lansia).
Dosen Unika Widya Mandala Surabaya, Yohanes Adven Sarbani, S.Pd., M.AB mengatakan, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat, lansia paling mudah percaya dengan berita hoax. Sebab, informasi bohong tersebut menyebar tidak melalui pikiran, tapi menyerang sisi emosional.
Baca Juga: Awas Hoax dan Ujaran Kebencian, Konten Negatif Berseliweran di Media Sosial
"Jadi yang terkena pertama adalah emosionalnya. Entah dibuat takut, khawatir, penasaran. Ketika sudah masuk ranah emosi, mereka cenderung menjadi tidak bisa berpikir jernih," kata Yohanes saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Rabu (28/9/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Hoax yang kerap menyerang orang tua terkait kondisi darurat dialami anak atau cucu. Oknum meminta transfer uang dengan alasan biaya perawatan untuk anak dan cucu yang sakit. Ketika mendengar kabar ini, secara emosi orang menjadi kalut dan khawatir.
Mafindo, lanjut Yohanes, berupaya meningkatkan kewaspadaan lansia. Mereka diedukasi mengenali jenis-jenis hoax dan lain sebagainya. Kemudian, para lansia juga harus mau membuka wawasan.
"Mereka adalah digital imigran. Jadi dunia digital merupakan ranah yang jauh berbeda dengan dunia mereka pada masa lalu, di mana mereka masih menggunakan media konvensional dan sumber berita satu arah. Sementara, sekarang semua orang bisa menjadi conten creator dan membuat konten palsu," kata Yohanes.
Dengan memahami perbedaan zaman, para lansia diharapkan mampu lebih bereksplorasi di dunia digital. Mereka harus mau membaca, mencari bukti pembanding, mencari referensi lain, tidak mudah terhadap informasi, melakukan cek fakta, dan lain sebagainya.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Implementasi UU Perlindungan Data Pribadi Perlu Dukungan Literasi Digital
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning dan UMKM Investor, Andry Hamida; Kaprodi Ilmu Komunikasi Fikom Universitas Dr Soetomo, Dr. Cand. Zulaikha MSi; serta mengundang Dosen Unika Widya Mandala Surabaya, Yohanes Adven Sarbani, S.Pd., M.AB.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum