Komitmen Industri Batik Gunakan Lilin Berbahan Minyak Sawit yang Berkelanjutan
Dalam rangkaian Hari Batik Nasional 2022 dan untuk memperingati penetapan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO di tahun 2009, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) bersama-sama menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk berkolaborasi dalam memajukan dan mempromosikan produk batik yang menggunakan bahan baku sawit berkelanjutan di Indonesia.
Dalam kesepakatan kerja sama tersebut, FPKBL akan bekerja sama dengan RSPO untuk mendorong perubahan sistemik dalam proses produksinya, dengan tujuan untuk menciptakan industri batik yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Sulitnya Minyak Sawit ke Eropa, Ternyata Ini Penyebabnya!
Tujuan ini akan dicapai melalui empat pendekatan yaitu keanggotaan FPKBL di RSPO; peningkatan kapasitas dan kesadartahuan anggota FPKBL tentang kelapa sawit berkelanjutan; penggunaan produk sawit berkelanjutan bersertifikat RSPO dan turunannya (termasuk namun tidak terbatas pada lilin berbahan dasar minyak sawit); dan pemasaran produk batik FPKBL yang menggunakan bahan baku dari sawit berkelanjutan dalam proses pembuatannya.
RSPO Deputy Director Market Transformation Indonesia, Mahatma Windrawan Inantha, mengatakan pihaknya menyambut baik kesepakatan kerja sama antara RSPO dan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.
"Ini karena tidak hanya menciptakan keselarasan yang lebih erat antara dua industri besar yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun juga menjadi momen transformatif industri batik tanah air yang ikonik menuju produk batik yang keberlanjutan," kata Mahatma dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Batik Nation Ride 2022 Meriahkan Hari Batik Nasional
Senada dengan hal tersebut, Ketua FPKBL Alpha Febela Priyatmono mengatakan, "Kami meyakini bahwa inilah saat yang tepat untuk mengarahkan industri ini dengan sejarah panjang sejak 5000 SM dalam menghadapi tantangan keberlanjutan di dunia kita sekarang. Kerja sama kami yang lebih erat dengan RSPO merupakan langkah yang selaras dengan menjunjung tinggi komitmen kami untuk menggunakan produk bahan baku berbasis sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO dalam proses produksi kami."
Perlu diketahui, di Indonesia, penggunaan lilin berbahan dasar minyak sawit pada produk batik mulai diperkenalkan pada tahun 2021 sebagai hasil penelitian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Produk bahan baku turunan sawit, yaitu stearin, digunakan sebagai lilin batik yang dapat menghasilkan warna yang lebih tajam dan cerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: