Jumlah Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Simpang-siur, Kapolri Sebut Data Sesungguhnya
Korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang usai pertandingan Arema FC dengan Persebaya masih simpang siur.
Ada data menyebutkan 125 orang meninggal, namun angka lain menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 131, hingga 182 orang.
Terkait data korban yang meninggal pada tragedi kerusuhan di Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022), Kapolri mengungkapkan bahwa korban meninggal dipastikan berjumlah 125 jiwa.
Baca Juga: Pesan Kapolri Jelang Pemilu 2024: Tidak Boleh Ada Lagi Polarisasi Maupun Isu Politik Identitas
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat berada di Malang, Minggu (02/10/2022) malam.
Jumlah itu merevisi kesimpangsiuran jumlah korban tewas sebelumnya yang menyebut 127 sampai 131 orang tewas.
"Jumlah korban meninggal dunia 125 orang," kata Sigit Prabowo, dilansir dari Suara.com, Senin (2/10/2022).
Kapolri menambahkan, data itu yang terbaru sebab angka sebelumnya terdapat nama ganda. Sehingga setelah diselidiki lagi jumlah pastinya sebanyak 125 orang.
Kapolri juga menegaskan akan melakukan investigasi dalam tragedi tersebut. Polisi akan menyelidiki berdasar bukti-bukti di TKP dan meminta keterangan sejumlah pihak.
Baca Juga: Status Sambo cs Sebentar Lagi Naik jadi Terdakwa, IPW Bereaksi ke Kapolri
Kepolisian juga akan menyampaikan hasil penyelidikan nanti kepada masyarakat luas.
Seperti diketahui, tragedi maut terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022), usai berakhirnya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan Persebaya dengan skor 2-3.
Namun, usai pertandingan, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan. Kericuhan bermula saat suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Sampaikan Belasungkawa Atas Tragedi Kanjuruhan
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas hingga akhirnya meregang nyawa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty