Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenparekraf Dorong Mahasiswa ISI Yogyakarta Kembangkan Seni sebagai Atraksi Wisata Budaya

Kemenparekraf Dorong Mahasiswa ISI Yogyakarta Kembangkan Seni sebagai Atraksi Wisata Budaya Kredit Foto: Kemenparekraf

"Selain itu ada 5W Wiraga, Wirasa, Wirahma, Wirupa, Wiwaha dan 4R Raga, Rasa, Rasio, dan Ruh yang harus diimplementasikan untuk membuat seni menjadi atraksi wisata budaya," kata Wawan.

Sebagai seorang praktisi atraksi wisata budaya, nilai-nilai ini dikatakannya sudah diterapkan dalam Wayang Ajen di berbagai kesempatannya tampil di event-event nasional maupun internasional.

Baca Juga: Kemenparekraf Dukung Bali Fab Fest, Sandiaga Uno: Bangkitkan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja!

"Sejalan dengan arah pandang Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, kunci keberhasilan dalam pengembangan atraksi wisata budaya yaitu melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan semangat Gercep, Geber, dan Gaspol," kata Wawan.

Wawan berpesan pada mahasiswa agar tantangan dan hambatan tidak dijadikan sebagai hal yang menakutkan. Sebaliknya, tantangan dan hambatan merupakan sebuah peluang.

Baca Juga: Menparekraf Bahas Kerja Sama Wisata Cruise dengan Menteri Perdagangan Singapura

"Semuanya bisa menjadi peluang. Jika kita bijaksana menyikapi sebuah tantangan dan hambatan dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Bagaimana mengemas seni teater bisa menjadi atraksi wisata budaya. Saya kira potensi seni teater luar biasa," ucap Wawan.

Selain Wawan Gunawan, turut hadir sebagai pembicara di kegiatan tersebut yakni maestro seni teater dari Teater Koma Jakarta, yaitu Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, dan Sari Madjid. Mereka berbagi kisah dan tips dalam membangun dan menjaga konsistensi berteater, di antaranya melalui kerja keras, disiplin, serta soliditas tim.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: