Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos BI Targetkan QRIS Mencapai 30 Juta Pengguna

Bos BI Targetkan QRIS Mencapai 30 Juta Pengguna Kredit Foto: Dok. CIMB Niaga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menargetkan ekspansi QR Indonesian Standard (QRIS) hingga mencapai 30 juta pengguna. Hingga saat ini, QRIS sudah digunakan oleh lebih dari 20,5 juta UMKM dengan 90% adalah dari usaha mikro dan kecil, serta sebanyak 23 juta pengguna QRIS.

Dalam upayanya untuk terus memfasilitasi berbagai macam pembayaran di dalam negeri hingga di luar negeri (ASEAN 5), Bank Indonesia terus mengekspansi QRIS dengan dibantu oleh interlink bank, fintech, dan digitalisasi dari UMKM.

Baca Juga: Semua Pasar di Banjarmasin Ditargetkan Bakal Gunakan Pembayaran QRIS

"Sekarang QRIS sudah digunakan lebih dari 20,5 juta UMKM, yang 90% dari mereka mikro dan kecil. Dan mereka yang menggunakan QRIS 23 juta (pengguna QRIS). Kami menargetkan bisa mencapai 30 juta (pengguna) QRIS," kata Perry Warjiyo di acara G20 GPFI High Level Symposium, dipantau secara daring, Selasa (4/10/2022).

Selanjutnya, Perry menyampaikan bahwa BI juga akan terus mengembangkan BIFast untuk memfasilitasi pembayaran ritel. Total partisipasi BIFast saat ini sudah mencapai 85% dari sistem ritel nasional.

"Kita akan tetap ekspanding, dan juga bersama dengan QRIS dalam menyediakan cross border payment dengan ASEAN 5," ujarnya.

Perry menyampaikan transformasi digital di bank interlink, fintech, dan bank melalui open banking akan mendukung pengembangan digitech dan produk finansial bank.

Baca Juga: Dorong UMKM Go Digital, Perindo Gandeng Pedagang Terapkan Transaksi Digital QRIS

Perry menyebut BI telah memperkenalkan standar nasional yang dipakai untuk standar pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia guna menciptakan sistem pembayaran sehat, kompetitif, inovatif, mendorong integrasi, interkoneksi, interoperabilitas, serta keamanan dan kendala infrastruktur sistem pembayaran yang disebut SNAP.

"Ini akan dilanjutkan integrasi, bank interlink dan interoperabilitas jasa keuangan, digital bank, fintech, dan e-commerce," lanjut Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: