Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Instruksi dari Presiden Putin buat Pasang Mata Saat Ukraina Gabung NATO

Ada Instruksi dari Presiden Putin buat Pasang Mata Saat Ukraina Gabung NATO Kredit Foto: Reuters/Kremlin.ru
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Vladimir Putin meminta pemerintahan memantau dengan cermat langkah Ukraina yang sudah mengajukan permintaan untuk bergabung dengan NATO.

"Kami memantau keputusan ini dengan sangat cermat. Dan kami ingat bahwa orientasi NATO Ukraina dan konfirmasi keanggotaan Ukraina di masa depan di NATO yang merupakan salah satu alasan operasi militer khusus," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (3/10/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga: Mesin Perang Rusia Terus Diejek dari Dua Sekutu Vladimir Putin

Peskov juga menyoroti fakta bahwa negara-negara NATO menunjukkan reaksi berbeda terhadap pernyataan Kiev.

"Ada negara di sana yang mendukung opsi aksesi yang dipercepat ini, ada negara yang tidak. Bagaimanapun, semua orang mengacu pada aturan konsensus," ucapnya.

Pada Jumat (30/9/2022) pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi mengajukan permintaan untuk menjadi anggota NATO. Dia menghendaki agar proses aksesi bisa dipercepat.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg belum secara resmi memberikan komentar apakah keinginan Kiev untuk bergabung dengan proses dipercepat bisa diakomodasi.

Pengajuan permintaan untuk menjadi anggota NATO dilakukan Kiev setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan bergabungnya empat wilayah Ukraina ke negaranya.

Putin berterima kasih kepada rakyat Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia yang telah memilih keputusan tersebut dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu.

"Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menganjurkan pemulihan persatuan bersejarah kita. Saya berterima kasih," kata Putin dalam upacara pengesahan bergabungnya empat wilayah tersebut ke Rusia di Grand Kremlin Palace's St. George's Hall pada 30 September lalu.

Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu.

Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: