Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

India Targetkan Buka Lahan Baru untuk Sawit, Apa yang Bakalan Terjadi Bagi Indonesia?

India Targetkan Buka Lahan Baru untuk Sawit, Apa yang Bakalan Terjadi Bagi Indonesia? Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

India dikabarkan akan mulai mengurangi impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) secara signifikan. Hal ini dilakukan dengan mengambil langkah-langkah strategis melalui pembukaan lahan dan perkebunan kelapa sawit di Telangana.

Perlu diketahui, India mengonsumsi sekitar 24 juta ton minyak nabati setiap tahun, di mana sekitar 10,5 juta ton kebutuhan dipenuhi melalui produksi dalam negeri, sedangkan 13,5 juta ton sisanya diimpor. Dari volume impor, sekitar 8-8,5 juta ton ialah minyak sawit dan 45 persen di antaranya berasal dari Indonesia sementara sisanya dari Malaysia. Bahkan, melansir data Reuters, India merupakan importir utama CPO Indonesia dengan porsi impor mencapai 21,3 persen dari total impor CPO pada tahun 2016-2020.

Baca Juga: Harga Tandan Buah Segar Petani Sawit Turun Menjadi Rp2.376,59 per Kilogram

Namun, tingginya harga CPO membuat impor India membengkak dan memicu inflasi. Bahkan pada 2021, impor minyak nabati India mencapai USD18,9 miliar sehingga membuat defisit neraca perdagangan membengkak. 

Kini, pemerintah India mulai membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit di daerah Telangana dengan target 2 juta hektar dalam 4 tahun ke depan. Jika target tersebut tercapai maka wilayah Telangana diperkirakan akan mampu memproduksi CPO hingga 4 juta ton per tahun dalam 7 - 8 tahun ke depan.

"Dalam 4 tahun ke depan, sebagian besar perkebunan sawit akan selesai, dan dalam 7 - 8 tahun Telangana akan mampu memproduksi 4 juta ton minyak sawit," kata Direktur Hortikultura pemerintah negara bagian Telangana L Venkatram Reddy, dilansir dari Reuters Rabu (3/8/2022).

Baca Juga: Memang Belum Familiar, Minyak Sawit Merah Miliki Kandungan Nilai Gizi Tinggi

Lantas, jika India dapat memproduksi CPO tambahan dalam negeri, tentunya akan menurunkan permintaan terhadap CPO Indonesia. Akhirnya, akan menurunkan pendapatan ekspor Indonesia dan neraca perdagangan pun akan terkikis.

Produsen CPO dalam negeri juga akan terkena dampaknya, jika tidak mendapat pasar yang baru sehingga menurunkan penjualan. Tim Riset CNBC Indonesia mencatatkan, jika India menyetop impor CPO dari Indonesia maka Indonesia berpotensi akan kehilangan sekitar Rp48,4 triliun per tahunnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: