Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Tragedi Kanjuruhan, YLBHI: Spanduk 'Usut Tuntas' hingga 'Aparat Pembunuh' Bertebaran di Malang

Efek Tragedi Kanjuruhan, YLBHI: Spanduk 'Usut Tuntas' hingga 'Aparat Pembunuh' Bertebaran di Malang Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Kantor YLBHI LBH Pos Malang Daniel Alexander Siagian menyebut bahwa suasana Kota Malang masih dalam kondisi yang berkabung paskainsiden kemanusiaan di Kanjuruhan yang menewaskan ratusan supporter Arema pada Sabtu (1/10/22).

"Kultur Jawa Timur selama 7 hari ke depan memang kita masih dalam kondisi berkabung, beberapa korban yang mengadakan tahlilan dan sebagainya dan kemudian yang terjadi selama 4 hari ini memang banyak solidaritas doa bersama bertebaran, itu ada di Kanjuruhan, ada di stadion Gajayana, dan beberapa tempat-tempat di luar malam itu tersendiri ada di Surabaya di Bandung dan beberapa tempat lainnya," jelas Daniel dalam konferensi pers virtualnya, Rabu (5/10/22).

Baca Juga: Duh... Rilis Polri Soal Tragedi Kanjuruhan Berdarah Dinilai Pembelaan Diri, Warganet: Ratusan Nyawa Hilang Masih Bilang Wajar!

Daniel juga menyebut bahwa dalam menggalang solidaritas, ditemukan beberapa spanduk dan banner yang bernada kecewa dari para supporter Aremania untuk para aparat yang diduga bertanggung jawab atas kematian ratusan supporter.

"Kota Malang sendiri itu banyak spanduk-spanduk maupun banner-banner "usut tuntas terhadap tragedi Kanjuruhan" itu dan juga ada ada tulisan "Aparat Pembunuh". Nah untuk pascakejadian ini yang kita bisa kabarkan adalah bahwa teman-teman yang kemarin mengalami tragedi Kanjuruhan yang Alhamdulillah masih bisa selamat," jelasnya.

Kendati demikian, Daniel menyebut bahwa para korban dan saksi rentan mengalami teror dan intimidasi. Para korban yang rentan, kata Daniel, adalah orang-orang yang melakukan pendokumentasian kejadian pada saat terjadinya kerusuhan di Kanjuruhan.

Sementara itu, koordinator Aremania UJ membantah adanya suporter yang mengalami intimidasi. Selain itu, dia juga membantah adanya isu penculikan dan ancaman yang diterima para Aremania sebagaimana yang diberitakan.

Baca Juga: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Kehadiran Stadion Sepak Bola Ramah Perempuan dan Anak Mendesak

"Masalah penculikan pun kami juga dengar, tapi sampai hari ini kita kan selalu kumpul, koordinator, korwil ini setiap malam selalu kumpul. Sampai hari ini belum ada yang ngomong langsung kepada saya, bahwa ada beberapa supporter yang bikin Tiktok akhirnya dia di intimidasi dan dimintai itu kabar," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: