Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Singgung Gas Air Mata, Jokowi Kena Kritik: Kurang Bijaksana

Tak Singgung Gas Air Mata, Jokowi Kena Kritik: Kurang Bijaksana Presiden Joko Widodo (dua kanan) didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kiri), Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali (dua kiri) dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kanan) memberi keterangan kepada wartawan usai meninjau lokasi kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022). Presiden Jokowi memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengaudit seluruh stadion di Indonesia agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali. | Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasca-Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini melakukan kunjungan ke Stadion Kanjuruhan di Malang.

Jokowi juga menyampaikan beberapa hal terkait perisitiwa tersebut. Namun, Anggota Komisi III DPR RI Santoso mengkritik Presiden Jokowi yang tidak menyoroti gas air mata.

Baca Juga: Tetapkan 6 Tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan, Begini Penjelasan Kapolri Jenderal Listyo

"Kurang bijaksana (pernyataan Jokowi di Stadion Kanjuruhan, red)," ujar Santoso melalui layanan pesan, Kamis (6/10).

Legislator Fraksi Partai Demokrat itu mengatakan bahwa Presiden Jokowi bisa menyoroti tentang perlunya keluarga korban Tragedi Kanjuruhan mendapat keadilan. Semisal, kepala negara bisa menunjukkan komitmen menindak anggota Polri yang menggunakan gas air mata saat menangani suporter di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Memberi hukuman kepada anggota Polri yang lalai dan menyebabkan tewasnya penonton," ujar Santoso.

Ke depan, dia berharap penggunaan gas air mata tidak boleh lagi dipakai menangani suporter di stadion karena melanggar aturan FIFA, federasi sepak bola dunia. "Jangan ada lagi gas air mata yang dibeli dari pajak yang rakyat bayarkan dan digunakan untuk membunuh rakyat," kata Santoso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: