Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin menyampaikan empat hal yang dapat disampaikan para pendakwah dalam melakukan percepatan penurunan stunting dalam khotbah dan ceramah.
Pertama, ajakan kepada masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Baca Juga: Wapres Minta Penurunan Stunting Masuk Materi Khotbah dan Ceramah
"Termasuk stop untuk buang air besar sembarangan. Karena sesungguhnya Allah SWT menyukai hal-hal yang suci dan menyukai kebersihan dan keindahan," kata Wapres di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Kedua, ajakan untuk mengonsumsi makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi berusia dua tahun. Karena, asupan gizi yang baik menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar anak terhindar dari stunting.
Baca Juga: Bantu Atasi Masalah Stunting, Bulog Gelontorkan Beras Fortivit
Ketiga, lanjut Wapres, berikan anak pola pengasuhan yang baik. Dalam hal ini, orang harus mengasuh dengan penuh tanggung jawab, lahir dan batin.
"Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas manusia Indonesia ke depan," ucap Wapres.
Keempat, pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, serta mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil.
Selain itu, perkawinan harus dilakukan oleh pasangan berusia matang, baik fisik, psikologis, spiritual, maupun ekonomi, yaitu setidaknya pada usia 19 tahun sebagaimana ketentuan undang-undang.
Baca Juga: APPNIA: Kolaborasi Mutlak Dilakukan Agar Prevalensi Stunting Semakin Turun
"Terakhir, saya minta para penyuluh agama, da'i, dan da'iyah mengajak masyarakat dengan cara-cara yang bijak (bilhikmah), bermuatan edukatif (al-mau'idhatul hasanah), dan dengan keteladanan yang baik (al-uswatul hasanah)," tegas Wapres.
Sebelumnya, Wapres menyampaikan hasil Studi Status Gizi Indonesia 2021 mencatat kurang lebih 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting. Pasalnya, stunting berpotensi mendatangkan impak berlipat, karena mengganggu perkembangan otak anak, hingga mengancam raihan produktivitasnya ketika dewasa kelak.
Baca Juga: Cegah Stunting, Pemerintah Libatkan Parpol
"Artinya, stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan juga problem kemanusiaan, bahkan dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara," jelasnya.
Untuk itu, pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan stunting. Untuk mencapai target stunting 14% pada 2024, dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas, dan yang terpenting, kerja kolaborasi semua pihak, termasuk partisipasi aktif penyuluh agama, da'i, dan da'iyah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: