Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Terapkan Teknologi Kincir untuk Tingkatkan Survival Rate Kepiting Soka

KKP Terapkan Teknologi Kincir untuk Tingkatkan Survival Rate Kepiting Soka Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan teknologi kincir melalui sistem mutilasi kepiting untuk meningkatkan tingkat kehidupan (survival rate) biota bercangkang tersebut. Penerapan dilakukan di Tambak Mutilasi dengan kincir air kelolaan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mentari Asoka Abadi di Langkat.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP, I Nyoman Radiarta, mengatakan penerapan teknologi kincir tersebut melibatkan para penyuluh perikanan yang ada di bawah BRSDM KKP pada Selasa 4 Oktober lalu.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas SDM, KKP Dirikan Institut Kelautan Indonesia

"Peran pelatihan dan penyuluhan menjadi sangat penting sekali tentunya untuk mengawal menjadikan masyarakat mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam melakukan praktik di lapangan, yang dapat dilakukan melalui pelatihan dan tentunya ada percontohan. Oleh sebab itu, di sini merupakan salah satu percontohan penyuluhan perikanan, khususnya untuk budidaya kepiting soka," ujar Nyoman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/10/2022).

"Kalau percontohan pelatihan dan penyuluhan tentunya harus ada inovasi yang masuk dan teknologi baru yang diajarkan kepada pembudidaya. Teknologi introduksi yang diberikan di lokasi ini yaitu menggunakan kincir melalui sistem mutilasi kepiting sehingga diharapkan dapat meningkatkan tingkat kehidupan survival rate kepiting. Mutilasi berfungsi untuk mempercepat molting dari kepiting. Tadi saya sempat diskusi dan tanya-tanya dengan Pak Adrial (Ketua Pokdakan) itu panennya setiap hari. Ini menggerakkan ekonomi sangat sangat cepat sekali. Setiap hari bibit datang, setiap hari molting, setiap hari panen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan," tambahnya.

Menurut Nyoman, kegiatan tersebut mendukung program prioritas KKP dalam membangun kampung perikanan budidaya, khususnya yang ada di Langkat yang telah ditetapkan oleh KKP. Sekaligus mewujdukan program unggulan BRSDM, yaitu SMART Fisheries Village (SFV). SMART sendiri merupakan singkatan dari Sustainable, Modernization, Acceleration, Regeneration, and Technology.

Baca Juga: KKP Wajib Tolak Rencana Pemprov Jatim Buang Limbah B3 di Selat Bali, Bahaya Ini Terungkap

Senada dengannya, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM, Lilly Aprilya Pregiwati, mengatakan, pada 2023, sebagaimana program unggulan BRSDM, Puslatluh KP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan mengusulkan lokasi percontohan ini menjadi SFV. Untuk itu, sedang dilakukan identifikasi potensi SDA, SDM, dan sumber daya penunjang untuk usulan lokasi SFV tahun 2023 bersamaan dengan kegiatan temu lapang percontohan ini.

Dilaporkan Lilly, Percontohan Penyuluhan memiliki beragam tujuan. Pertama, memberi contoh inovasi metode budidaya kepiting soka dengan sistem mutilasi di tambak dengan penambahan kincir air di tingkat lapangan. Kedua, meningkatkan produktivitas dan pendapatan pelaku budiadaya khususnya anggota Pokdakan. Ketiga, mempercepat adopsi teknologi sistem mutilasi dalam budidaya kepiting soka untuk meningkatkan hasil produksi dan memenuhi kebutuhan pasar. Keempat, menjadikan Pokdakan Asoka Abadi sebagai percontohan untuk para pelaku perikanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: