Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Industri Perhotelan di Indonesia, Liberta Hotel International Gandeng PINA Buat Gelontorkan Pembiayaan US$45 Juta

Dorong Industri Perhotelan di Indonesia, Liberta Hotel International Gandeng PINA Buat Gelontorkan Pembiayaan US$45 Juta Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Liberta Hotel International (LHI) mengumumkan penandatanganan kesepakatan awal dengan PINA Pembiayaan Kreatif (PINA). Penandatanganan Letter of Intent (LOI) dilakukan oleh Niken Prawesti selaku CEO LHI, Gilang Ramadhitya selaku Partner PINA, dan disaksikan oleh Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Niken Prawesti selaku CEO Liberta Hotel International (LHI) menyatakan kolaborasi sinergis antara kedua pihak ini menjadi langkah signifikan bagi perkembangan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya di industri perhotelan.

"Tentunya kerjasama ini selaras dengan komitmen LHI sebagai penggagas konsep Lifestyle Hospitality yang terus berupaya menghadirkan pilihan akomodasi dan lifestyle sanctuary terbaik dan inklusif bagi setiap lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: Pertamina Dorong Pemanfaatan Produk Dalam Negeri dalam Industri Perhotelan  

Gilang Ramadhitya selaku Partner PINA mengungkapkan bahwa tujuan Letter of Intent (LoI) dengan estimasi nilai investasi hingga USD 45 juta ini dilakukan untuk mendorong investasi berbasis hospitality dan pariwisata masuk ke Indonesia.

"PINA memiliki basis investor yang cukup extensive di bidang pariwisata. Kami juga optimis dengan pariwisata Indonesia mengingat dukungan yang begitu kuat sebagaimana LoI saat ini turut disaksikan oleh Menparekraf, Bapak Sandiaga Salahudin Uno. Di mana kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha dan swasta/investor akan membangun ekosistem yang baik dan berkelanjutan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang memberikan dukungannya kepada LHI dan PINA untuk bersama-sama memajukan industri pariwisata di Indonesia.

“Saya sangat kagum LHI didirikan sesaat sebelum pandemi karena itu merupakan masa yang sangat sulit bagi industri hospitality. Namun kenyataannya LHI masih survive me-manage 16 properti yang membuktikan bahwa LHI bukan kaleng-kaleng. Seperti yang kita ketahui juga, PINA lahir dari rahim Bappenas Republik Indonesia yang sekarang sudah independen. Kita ingin PINA menunjukkan bahwa di luar pemerintahan, PINA juga mampu menghadirkan terobosan-terobosan. Saya harap penandatanganan hari ini dapat menjadikan peluang kebangkitan pariwisata kita yang saat ini naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya,” ungkap Sandiaga.

Baca Juga: Minat Pariwisata Meningkat, Google Sarankan Pengusaha Hotel dan Agen Wisata Manfaatkan FBL

Adapun alasan PINA memilih LHI sebagai partner kolaborasi sinergis di antaranya karena melihat pengalaman serta sistem yang selama ini dijalankan oleh LHI sebagai Hotel Operator dan Manajemen.

“Liberta Hotel Indonesia merupakan fast growing hotel chain dengan business preposition yang kuat. Dimulai di akhir tahun 2020 dengan 5 jaringan hotel dan terus mengembangkan jaringan dengan target 165 lokasi sampai dengan 5 tahun ke depan, ditopang dengan sistem operasional yang dikembangkan oleh sister company hotelsuplay.com dengan kemampuan memberikan informasi real-time pertama di Indonesia yang memudahkan pengelolaan hotel dari aspek manajemen, keuangan, dan operasional,” jelas Gilang.

Dengan pengalaman yang panjang di bidang pembiayaan kreatif, PINA tentunya memiliki jaringan investor dari seluruh dunia termasuk negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Singapura, Prancis, dan Australia.

Hasil dari kerjasama sinergis ini akan memunculkan stimulus fund pembiayaan untuk pembangunan dan pengembangan akomodasi serta pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan hospitality yang lebih besar lagi. Mengingat, sektor pariwisata mengalami pukulan telak selama pandemi, tentunya kolaborasi sinergis ini bisa membawa angin segar bagi akselerasi pemulihan industri.

“Industri pariwisata harus bisa kembali menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Dan momen ini merupakan momen yang sangat tepat, karena waktunya kita semua untuk recovery dari tantangan yang dihadapi selama 2 tahun pandemi ini. Harapannya dengan kesepakatan awal LHI dengan PINA, hal ini akan lebih cepat terwujudkan, karena kami percaya tujuan besar membutuhkan dukungan dari semua pihak terkait. Selain itu LHI bisa memberikan kontribusi positif untuk menciptakan iklim bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, sehingga kemajuan di industri pariwisata dan ekonomi kreatif bisa kita optimalkan bersama,” tutup Niken.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: