Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dilema Pedagang Pasar Ditengah Program Digitalisasi Pasar Tradisional

Dilema Pedagang Pasar Ditengah Program Digitalisasi Pasar Tradisional Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono berharap pemerintah membuat kebijakan yang adil menyusul program digitalisasi pasar yang dilakukan pemerintah.  

Sebab, saat ini pedagang pasar tradisional merasa tersaingi oleh pedagang online rumahan dengan produk-produk impor yang dijual dengan harga murah serta tidak membayar kios dan retribusi daerah. 

"APPSI menginginkan adanya program yang jelas dari pemerintah bukan hanya sekedar slogan untuk digitalisasi pasar dengan program QRIS untuk para pedagang," kata Sudaryono dalam keterangannya. 

Sebab, sampai saat ini belum ada aturan atau regulasi yang jelas dalam mengatur program digitalisasi pasar. Untuk itu, para pedagang berharap ada aturan yang jelas mengenai hal ini. 

Sudaryono menjelaskan, APPSI berharap pemerintah menyediakan aplikasi market place resmi buatan pemerintah untuk para pedagang pasar dan tidak menggunakan aplikasi swasta. Sebab, hampir semua pasar rakyat dikelola oleh pemerintah, baik dinas maupun perusahaan daerah. 

"Usulan kami sebaiknya pemerintah menyediakan aplikasi market place /e-commerce bagi pedagang pasar, mengingat hampir semua pasar rakyat dikelola oleh pemerintah, baik Dinas/UPTD maupun Perusahaan Daerah. Jangan menggunakan aplikasi yang dibangun oleh swasta. Ini adalah solusi persaingan terbuka antara pedagang tradisional dengan pedagang online. Tujuannya agar keduanya tetap berjalan beriringan," Harapnya. 

Hal ini disampaikan Sudaryono berdasarkan aspirasi dari sejumlah pedagang pasar yang ada di Indonesia. Sebab, para pedagang merasakan ada persaingan usaha yang tidak fair. 

Di mana para pedagang yang menempati kios di pasar harus membayar sejumlah iuran. "Pedagang yang menempati pasar harus bayar sewa kios atau beli kios dan membayarkan retribusi daerah, kebersihan dan seterusnya," Ujar dia. 

Dengan demikian, para pedagang yang ada di pasar merasa keberatan bersaing dengan pedagang online yang tidak punya beban seperti mereka. Apalagi saat ekonomi yang sedang dalam pemulihan karena pandemi Covid-19. 

"Pedagang online kerja di rumah. Barang barang nya banyak yang import. Dengan harga yang pasti lebih murah karena dikerjakan di rumah," ujarnya. 

Untuk itulah peran atau kehadiran dari pemerintah mmemberikan solusi dan jalan keluar dari masalah ini yang sangat dinantikan oleh pedagang pasar. Tujuannya supaya kesejahteraan pedagang pasar merata, tidak hanya sebagian saja. 

"Kami berharap ini menjadi solusi atau program dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebab pedagang pasar tradisional sudah cukup terpuruk akibat Covid-19 kemarin," ujar dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: