Pelaksana tugas (Plt) Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan perlu membangun resiliensi di tingkat masyarakat di wilayah pertambangan batu bara untuk mencapai transisi energi.
"Saah satu strategi yang ada dalam RPJMN adalah low carbon development dan juga ketahanan iklim, ini yang tentunya perlu inovasi bagaimana kita membangun resiliensi di tingkat masyarakat mulai pelan-pelan tidak hanya bergantung dengan menjual coal secara row, tetapi dilengkapi dengan upaya yang pasti untuk mengembangkan sektor energi baru yang lebih bersih," ujar VIvi dalam acara Indonesia Sustainable Energy Week, Senin (10/10/2022).
Vivi mengatakan bahwa sebenarnya pemerintah telah mengembangkan energi baru terbarukan di beberapa daerah di Indonesia. Dalam praktiknya, pihaknya juga mendapat pelajaran di mana dalam pengembangan EBT tidak cukup hanya membawa teknologi ke suatu lokasi.
Baca Juga: Bukan Hanya Biodiesel Sawit, BBN Ini pun Bisa Dukung Ketahanan Energi Indonesia
Menurutnya, juga diperlukan pembangunan kapasitas operation and maintenance di setiap daerah, membangun kesadaran di tingkat masyarakat untuk terus meningkatkan.
"Tidak hanya mengoperasikan tetapi juga meningkatkan kapasitasnya untuk membangun kapasitas baru," ujarnya.
Lanjutnya, terdapat tiga hal untuk dapat melakukan transisi energi batu bara seperti financing, teknologi, dan membangun masyarakatnya itu sendiri.
"Kita bangun harapannya ketergantungan terhadap coal termasuk kegiatan ekonomi yang terkait pelan-pelan pada saatnya kita bisa seimbangkan ke yang bersifat EBT dan tentunya kolaborasi banyak pihak," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti