Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan Terbaru Mencatat Kejahatan Siber Phising Meningkat Signifikan di ASEAN

Laporan Terbaru Mencatat Kejahatan Siber Phising Meningkat Signifikan di ASEAN Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Phising atau sejenis serangan rekayasa sosial melalui dunia maya kini kembali meningkat di kawasan Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sebuah data terbaru dari Kaspersky mencatat bahwa para penjahat siber kini telah melakukan serangan yang sangat masif dalam setengah tahun ini (1H 2022) dibandingkan dengan keseluruhan kejahatan yang tercatat di tahun lalu (2021).

Total serangan pada tahun 2021 tercatat total sebanyak 11.260.634 dari rincian Indonesia sebanyak 2.290.502 kasus serangan, Malaysia (1.701.751), Philipina (1.338.883), Singapura (535.044), Thailand (1.287.283), dan Vietnam (4.017.180).

Rupanya, total jumlah serangan pishing yang cukup besar di tahun 2021 itu dapat dilampui hanya dalam enam bulan pertama di tahun 2022 (1H 2022) dengan total serangan mencapai 12.127.692 kasus serangan. Dengan rincian Indonesia mengalami 1.548.716 kasus serangan, Malaysia (1.914.257), Philipina (1.825.667), Singapura (376.162), Thailand (933.126), dan Vietnam (5.529.764).

Baca Juga: Ahli Perkirakan Serangan Malware pada ATM/PoS Akan Meningkat di Q4 2022

Peningkatan serangan pun terlihat begitu signifikan antara Q1 2022 dengan Q2 2022, seperti di Indonesia pada Q1 2022 ada sebanyak 600.796 kasus serangan menjadi 947.920 kasus serangan pada Q2 2022. Malaysia dari 672.102 pada Q1 2022 menjadi 1.242.155 pada Q2 2022, Philipina  dari 670.237 pada Q1 2022 menjadi 1.55.430 pada Q2 2022, Singapura dari 136.061 pada Q1 2022 menjadi 240.101 pada Q2 2022, Thailand dari 272.406 pada Q1 2022 menjadi 660.720 pada Q2 2022, dan Vietnam  dari 2.033.094 pada Q1 2022 menjadi 3.496.670 pada Q2 2022.

"Paruh pertama tahun 2022 penuh dengan peristiwa baik dan buruk. Pada tingkat personal, kita mengalami pergerseran seismik untuk mencoba mendapatkan kembali kehidupan normal pasca-pandemi, dan memaksa perusahaan dan organisasi untuk menyambut pekerjaan jarak jauh dan hibrida," komentar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan media pada Senin (10/10/2022).

Pishing telah menjadi salah satu metude utama para penjahat siber untuk menyerang dan membahayakan target baik mereka, baik individu maupun organisasi. Serangan ini ditujukan untuk mencuri kredensial terutama terkait informasi keuangan dan login untuk mencuri uang atau yang terburuk adalah untuk membahayakan suatu organisasi.

Yeo Siang Tiong mengatakan bahwa transisi dari masa pandemi ke masa pascapandemi telah membuat banyak sektor industri mengalami kewalahan dalam melakukan penyesuaian ulang aktivitas mereka.

Lebih lanjut ia mengatakan, "di balik terjadinya pergeseran ini adalah jaringan dan sistem yang perlu diperbarui dan diamankan dengan segera. Di sisi lain, para penjahat dunia maya memiliki telinga dan dengan kemampuan mereka yang dapat mengubah pesan dan menanamkannya dengan urgensi yang dapat dipercaya. Akibatnya, kita juga telah melihat insiden nyata yang tidak menguntungkan dari korban yang kehilangan uang karena serangan pishing."

Dalam hal ini, para penjahat siber seringkali melakukan pishing dalam skala besar di mana mereka mengirim gelombang besar email yang mengaku sebagai perusahaan atau entitas yang sah untuk mempromosikan halaman palsu atau menginfeksi pengguna dengan lampiran berbahaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: