Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cap Kadrun Memuakkan, NasDem dan Anies Baswedan Dibela Lawan: Butuh Perubahan, Bukan Jebakan Buzzer!

Cap Kadrun Memuakkan, NasDem dan Anies Baswedan Dibela Lawan: Butuh Perubahan, Bukan Jebakan Buzzer! Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta bersama Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, berdoa saat deklarasi calon Presiden Partai Nasdem di DPP Partqi Nasdem, (4/10/2022). Partai Nasdem memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Labelling dengan menggunakan kadrun kembali marak, terkini korbannya adalah Partai NasDem yang diplesetkan menjadi NasDrun.

Hal tersebut disinyalir sebagai buntut manuver berani mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Baca Juga: Anies Baswedan Segera Diganti, Loyalis Megawati Tegaskan: PDIP Enggak Oposisi Lagi

Hal ini membuat sejumlah pihak geram, termasuk Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi yang mengatakan istilah semacam Nasdrun tersebut justru sangat tidak mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Istilah-istilah cebong, kampret, kadrun, nasdrun, dan apa lagi nantinya, menyebabkan polusi dan udara politik menjadi pengap, tidak sehat, dan tidak mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Viva kepada wartawan, Selasa (11/10/2022).

Menurutnya istilah tersebut juga sangat menjadi racun dan mengotori pemikiran masyarakat Indonesia. Menurutnya, hal itu cuma akan mengurangi nilai kompetisi pemilu.

"Istilah tersebut adalah bentuk framing media yang destruktif dan menjadi racun yang mengotori otak dan pemikiran masyarakat Indonesia," ungkapnya.

"Hal itu akan menyebabkan kompetisi elektoral di pilpres mengarah ke zero sum game, menang jadi arang kalah jadi abu. Atau seperti kata pemikir Thomas Hobbes, “Homo homini lupus est”, manusia bagai serigala yang memakan atau menikam sesama manusia," sambungnya.

Baca Juga: Tak Usah Kelonjotan Soal Pengusungan Anies Baswedan, NasDem Tegaskan: Kami Akan Mengawal...

Ia menuturkan, istilah negatif itu akan mempertebal penggunaan identitas agama dimasukkan ke dalam turbulensi politik demi peningkatan elektoral.

Menurutnya, memilih itu hak asasi. Dasar pilihan karena kesamaan primordial atau berdasarkan suku, agama, ras, etnis, atau budaya adalah hak politik warga yang dijamin oleh konstitusi.

"Tetapi jangan memasukkan perbedaan primordial itu untuk alat politik dalam rangka menjelekkan, memfitnah, hate speech dari figur tertentu untuk tujuan meningkatkan elektoral. PAN menentang dan menolak gaya dan cara politik identitas seperti ini," tuturnya.

Baca Juga: Tak Cuma Seperti SBY, Anies Baswedan Dinilai Warisi Gaya Kepemimpinan Soeharto

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Demokrat Banten, Heri Handoko mengatakan, sebutan Nasdrun tersebut merusak atmosfer demokrasi dan dapat memecah-belah masyarakat yang pernah terjadi pada Pilpres sebelumnya.

"Saya kira sebutan Nasdrun merupakan hal yang kurang baik dalam atmosfer demokrasi hari ini. Penggunaan kalimat atau kata negatif telah membuat masyarakat terbelah. Terbukti pada perhelatan pilpres 2014 dan 2019," kata Heri saat dikonfirmasi, Senin (10/10/2022).

Heri menuturkan, saat ini masyarakat sudah lelah dan jengah dengan pihak yang menggunakan politik sentimen primordial atau politisasi agama untuk mendulang suara.

Saat ini, kata Heri, Demokrat lebih memilih fokus untuk melakukan perubahan dan perbaikan di masyarakat. Bukan lagi terus-terusan terjebak serangan pendengung atau buzzer.

"Masyarakat ingin adanya sebuah perubahan dan perbaikan, kami mendengarnya secara langsung. Bagaimana harga BBM naik, harga bahan pokok melambung tinggi, itu yang menjadi PR kita bersama. Itu yang harus segera kita pecahkan masalahnya dari hulu maupun hilirnya," beber Heri

Baca Juga: Berani Calonkan Anies Baswedan, NasDem Dinilai Nyatakan Perang: Saatnya Jokowi Melakukan...

"Bukan terjebak kepada narasi buzzer yang hanya bisa merusak tatanan demokrasi Bangsa Indonesia yang sedang on the right track. Kami tegaskan kembali, Demokrat mengusung perubahan dan perbaikan, kepentingan nasional menjadi hal yang mutlak kami perjuangkan,” imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: