Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tembus 16,1 Juta, Investor Kripto Naik Lebih dari 40% Dari Tahun Lalu

Tembus 16,1 Juta, Investor Kripto Naik Lebih dari 40% Dari Tahun Lalu Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merilis jumlah investor kripto terbaru di Indonesia sampai Agustus 2022. Bappebti menyebutkan bahwa total investor kripto sampai akhir Agustus 2022 sudah berjumlah 16,1 juta investor.

Jika dibandingkan dengan data pada akhir tahun 2021, total investor kripto Hanya berjumlah 11,2 juta. Capaian menandakan bahwa jumlah investor kripto telah naik sekitar 43,75% dalam periode Januari-Agustus 2022.

CEO Indodax, Oscar Darmawan pun memberikan respons terhadap keterangan resmi Bappebti ini. Menurutnya, dengan kenaikan jumlah investor kripto yang cukup signifikan menandakan bahwa investasi pada aset kripto masih sangat banyak diminati Oleh masyarakat.

“Meskipun di tahun 2022 ini market kripto sedang masuk fase winter, nyatanya peminat investasi kripto Masih banyak yang mana dibuktikan dengan penambahan jumlah investor kripto,” ucap Oscar di Jakarta, Rabu (12/10).

Menurutnya, justru momen di saat market sedang bearish ini bisa dimanfaatkan Oleh investor kripto baik investor lama atau baru untuk mengumpulkan portofolio aset nya dengan harga miring untuk bisa dijual kembali saat harganya naik kembali 2-3 tahun lagi.

“Dengan jumlah investor yang sudah tembus 16,1 juta investor, bukan tidak mungkin di tahun 2023 jumlahnya bisa mencapai 20 juta investor,” jelas Oscar.

Baca Juga: Masih Tumbuh 5,44%, Jokowi Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terbaik di Dunia

Tidak hanya merilis kenaikan jumlah investor, Bappebti juga merilis total nilai transaksi pada Januari—Agustus 2022  yang tercatat sebesar Rp 249,3 triliun. Meskipun mengalami penurunan lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, Oscar melihat Hal Ini merupakan suatu hal yang wajar.

“Indodax sebagai crypto exchange tertua di Indonesia yang sudah berdiri lebih dari delapan tahun sudah mengalami fase market bearish lebih dari satu kali sehingga penurunan nilai transaksi saat market bearish adalah hal yang wajar apalagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana market sedang bullish,”pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: