Pengamat Singgung Potensi Ganjar Pranowo Naik Gerbong Lain untuk Nyapres: Bisa Jadi!
Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Peluang Ganjar Pranowo nyapres lewat PDIP masih tanda tanya.
Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo semakin berpeluang didukung oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Bisa jadi begitu, karena arahnya KIB dispekulasikan bahwa sebenarnya yang mau didorong adalah Ganjar. Sehingga pertanyaan kemudian adalah siapa cawapres yang dipersiapkan. Apakah dari tiga partai ini? Yang paling memungkinkan memang Airlangga. Karena dari sisi elektabilitas relatif tinggi," ucap Aditya belum lama ini.
Bahkan, Aditya berkata ada peluang bagi PDIP bergabung dengan KIB. "Menurut saya itu bukan suatu hal yang mustahil. Bisa dilakukan," katanya.
Lebih lanjut, Aditya berkata, meski ada kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB, ada problem lain yang menarik yakni penempatan Puan Maharani.
"Spekulasinya kemudian apakah memungkinkan terjadi koalisi PDIP bergabung dengan KIB? Saya menduga bisa juga demikian. Cuma problemnya Puan ditaruh di mana? Apakah Puan mau dijadikan Ketum PDIP? Apakah Bu Mega punya keinginan untuk lengser di masa-masa kritis menjelang Pemilu 2024?" ujarnya.
Di sisi lain, Aditya menekankan PDIP sebagai partai yang solid akan menunggu keputusan dari Ketum Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, Megawati bisa memilih strategi untuk mempertahankan elektabilitas Ganjar sekaligus memperkuat posisi Puan. Jika opsi itu dilakukan, PDIP punya kans besar memenangi Pemilu 2024.
"PDIP itu penentunya ada di Bu Mega. Tapi menurut saya Bu Mega punya insting yang positif, elektabilitas Ganjar tetap dipegang, tapi di sisi lain posisi Puan diperkuat, kalau itu memang opsi yang mau didorong. Dan orientasi untuk tetap menjadi pemenang pemenang pemilu masih bisa kelihatan, ketimbang kalau memaksakan Puan sebagai capres. Itu yang agak berat," ujar Aditya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto