Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raymond R. Tjandrawinata, PhD: Penghargaan Nobel Ekonomi Tepat Waktu

Oleh: ,

Raymond R. Tjandrawinata, PhD: Penghargaan Nobel Ekonomi Tepat Waktu Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada 10 Oktober 2022, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia telah memutuskan untuk memberikan Penghargaan Sveriges Riksbank untuk mengenang Alfred Nobel dalam Ilmu Ekonomi. Peraih penghargaan tahun ini adalah Ben Bernanke, Douglas Diamond, dan Philip Dybvig. Mereka diberikan penghargaan ini karena "telah secara signifikan meningkatkan pemahaman kita tentang peran bank dalam perekonomian, terutama selama krisis keuangan". Temuan penting dalam penelitian mereka adalah terkait alasan pentingnya menghindari kebangkrutan bank.

Douglas Diamond adalah seorang profesor dari Universitas Chicago, Philip Dybvig dari Universitas Washington di St Louis, dan Ben Bernanke yang sebelumnya seorang profesor di Universitas Princeton, lalu menjabat sebagai Ketua Federal Reserve dari 2006 hingga 2014. Komite penghargaan Nobel menyoroti beberapa penelitian perintis tentang bank dan krisis keuangan yang hampir berusia empat puluh tahun, tetapi masih sangat relevan.

Baca Juga: UMKM Harus Jadi Penyelamat Resesi Ekonomi Dunia

Agar perekonomian berfungsi, tabungan harus disalurkan ke investasi. Namun, ada masalah di sini, yaitu penabung menginginkan akses instan ke uang mereka jika terjadi pengeluaran tak terduga, sementara bisnis dan pemilik rumah perlu tahu bahwa mereka tidak akan dipaksa untuk membayar kembali pinjaman mereka sebelum waktunya.

Dalam teori Diamond dan Dybvig ditunjukkan bagaimana bank menawarkan solusi optimum untuk masalah ini. Dengan bertindak sebagai perantara yang menerima simpanan dari banyak penabung, bank dapat mengizinkan penabung untuk mengakses uang mereka kapan pun mereka mau, sambil menawarkan pinjaman jangka panjang kepada peminjam.

Namun, analisis mereka juga menunjukkan bagaimana kombinasi dari dua kegiatan ini membuat bank rentan terhadap rumor tentang kehancurannya sendiri yang dapat segera terjadi. Jika sejumlah besar penabung secara bersamaan lari ke bank untuk menarik uang mereka, desas-desus itu mungkin menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, penarikan dana besar-besaran dapat terjadi dan bank bisa runtuh.

Dinamika berbahaya ini dapat dicegah dengan cara pemerintah menyediakan penjaminan simpanan dan bertindak sebagai penyedia dana terakhir kepada bank. Diamond menunjukkan bagaimana bank melakukan fungsi sosial penting lainnya. Sebagai perantara antara banyak penabung dan peminjam, bank lebih cocok untuk menilai kelayakan kredit peminjam dan memastikan bahwa pinjaman digunakan untuk investasi yang baik.

Ben Bernanke menganalisis Depresi Hebat tahun 1930-an, krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modern. Antara lain, dia menunjukkan bagaimana penarikan dana besar-besaran dari bank  merupakan faktor penentu terjadinya krisis yang mendalam dan berkepanjangan. Ketika bank runtuh, informasi berharga tentang peminjam hilang dan tidak dapat diciptakan kembali dengan cepat. Kemampuan masyarakat untuk menyalurkan tabungan ke investasi produktif menjadi  sangat berkurang.

Saat ini, gejolak keuangan di Inggris yang dimulai dengan pemotongan pajak baru dan tidak didanai oleh pemerintah konservatif, tidak berdampak besar di negara ini. Akan tetapi, Bank of England malah memperluas program pembelian obligasi darurat yang diumumkan bulan September 2022 lalu dan memperingatkan "risiko material terhadap stabilitas keuangan Inggris".

Hal ini kemudian membuat investor optimis bahwa di kemudian hari, program pembelian obligasi akan mengakhiri gejolak keuangan ini. Guncangan kemungkinan akan makin terjadi seiring dengan kebijakan Federal Reserve dan bank sentral lainnya menaikkan suku bunga.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: