Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jerman Bisa Bernapas Lega Saat Eropa Krisis Energi, Prancis Ungkap Alasannya

Jerman Bisa Bernapas Lega Saat Eropa Krisis Energi, Prancis Ungkap Alasannya Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier
Warta Ekonomi, Paris -

Prancis untuk pertama kalinya mulai mengirim gas alam ke Jerman, kata operator jaringan gas Prancis GRTgaz, Kamis (13/10/2022), saat Berlin berupaya mendiversifikasi pasokan energinya menyusul gangguan pengiriman gas Rusia.

GRTgaz mengatakan pipa gas yang menghubungkan kedua negara di desa perbatasan Prancis Obergailbach telah mulai menyalurkan kapasitas harian awal 31 gigawatt-jam.

Baca Juga: Eropa Lama-lama bakal Ucapkan Terima Kasih ke Putin, Solusi Ini Buktinya

Jumlah tersebut diharapkan pada akhirnya meningkat menjadi maksimum harian 100 gigawatt-jam, mewakili kurang dari 2% dari keseluruhan konsumsi gas Jerman, menurut angka dari Kementerian Transisi Energi Prancis.

Kepala badan pengatur jaringan Jerman, Klaus Mueller mengucapkan terima kasih kepada GRTGaz dalam bahasa Prancis dalam sebuah twit, Kamis, menambahkan bahwa "pengiriman gas Prancis melalui Saarland membantu keamanan pasokan Jerman."

Meskipun fasilitas penyimpanan gas Jerman sekarang hampir 95% penuh, para pejabat mengatakan warga masih perlu menghemat gas musim dingin ini.

Langkah itu dilakukan ketika Jerman dan negara-negara Eropa lainnya berusaha untuk mendiversifikasi impor gas setelah Rusia menghentikan pasokan gas alam murah yang diandalkan benua itu selama bertahun-tahun untuk menjalankan pabrik, menghasilkan listrik, dan memanaskan rumah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bulan lalu bahwa Prancis dan Jerman menyetujui kesepakatan solidaritas energi. Prancis akan membantu Jerman dengan pasokan gas, sementara Jerman akan menghasilkan lebih banyak listrik untuk memasok Prancis selama masa konsumsi puncak.

Pemerintah Prancis telah menyatakan keprihatinan atas potensi kekurangan listrik selama musim dingin karena 25 dari 56 reaktor nuklir Prancis sekarang ditutup untuk pemeliharaan biasa dan, dalam beberapa kasus, untuk memperbaiki masalah korosi.

Pemerintah mengatakan bahwa EDF, yang mengoperasikan pembangkit nuklir Prancis, telah berkomitmen untuk memulai kembali semuanya pada musim dingin ini.

Prancis mengimpor hampir semua gas alamnya dari luar negeri, sebagian besar dari Norwegia dan negara-negara lain termasuk Belanda, Aljazair dan Nigeria melalui jaringan pipa dan melalui terminal kapal tanker.

Komisi Pengaturan Energi Prancis mengumumkan awal bulan ini bahwa cadangan gasnya 100% penuh untuk mengantisipasi musim dingin.

Prancis bergantung pada energi nuklir untuk sekitar 67% dari listriknya - lebih dari negara lain - dan pada gas untuk sekitar 7%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: