Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tetap Jaga Etika Digital, Ciptakan Ruang Nyaman Mengekspresikan Diri di Media Sosial

Tetap Jaga Etika Digital, Ciptakan Ruang Nyaman Mengekspresikan Diri di Media Sosial Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam ruang digital pengguna berinteraksi dan berkomunikasi dengan perbedaan kultural yang melahirkan standart baru dalam etika. Dengan media digital, setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan seperti kolaborasi hal inilah yang akhirnya membuat penerapa etika sangat penting. 

"Ketika kita ada di ruang digital, tidak bisa kita batasi semua orang dari daerah dan luar negeri bisa ketemu satu forum di Instagram maupun Facebook. Karena itu kita perlu etika agar saling memahami dan tidak ada ketersinggungan," ujar Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: ILUNI UI dan Helix Lab Kembangkan Inovasi Kesehatan Digital di Yogyakarta

Pelanggaran etika berinternet yang saat ini kerap terjadi adalah perilaku cyberbullying sebagai tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain secara fisik maupun mental dengan menggunakan media digital. Akibat dari perbuatan ini bisa menimbulkan rasa takut si korban bahkan terjadi kekerasan fisik di dunia nyata. Seperti yang banyak dialami artis Korea hingga membuat korban mengakhiri hidupnya.

"Sebab nggak kuat menghadapi cyberbullying, jadi dari mental akibatnya ke fisik korban," tukasnya. 

Terkadang pelaku cyberbullying tak sadar melakukannya dengan alasan balas dendam dengan seseorang maka membuat akun palsu yang menyebarkan kebohongan dan mengunggah foto memalukan di media sosial. Contoh lainnya mengirimkan pesan atau ancaman menyakitkan melalui platform chatting, kolom komentar dan mengunggah sesuatu yang memalukan si korban. 

Hal yang sering terjadi juga membuat grup obrolan khusus untuk melakukan perundungan atau ujaran kebencian tentang seseorang. Adapula hal perbuatan menghasut dan mempermalukan seseorang. Untuk orangtua yang masih memiliki anak-anak di bawah umur sebaiknya jangan diizinkan untuk membuat akun sosial media, kalaupun membuat tapi tetap harus orangtua yang jadi admin. Sebab seringkali ada pesan masuk yang memaksa anak-anak mengirimkan gambar-gambar sensual. 

Dampak cyberbullying sendiri bisa membuat korban depresi, menggangu kesehatan fisik dan mentalnya, hilang kepercayaan diri, hingga ada keinginan bunuh diri. Untuk mengatasi gangguan cyberbullying, korban harus meminta bantuan orang terdekat. Sebaiknya bercerita kepada orangtua, teman, maupun guru yang dipercaya bisa membantu. 

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Baca Juga: Mesra Sama Jusuf Kalla dan SBY, Relawan Anies Baswedan Semakin Yakin: Pertemuan Itu Adalah Tanda...

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Enterpreneur dan Founder of Coffee Meets Stock Billy Tanhadi, Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, serta Jawara Internet Sehat, Ulil Albab. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: