Amerika Marah Gak Dikasih Kabar Soal Rencana Latihan Senjata Nuklir Rusia
Rusia belum memberi tahu Amerika Serikat tentang latihan kekuatan nuklirnya yang Washington harapkan akan segera dilakukan Moskow, kata seorang pejabat senior militer AS, Senin (17/10/2022).
AS mengatakan Rusia kemungkinan akan melakukan uji peluncuran rudal selama latihan tahunan "Grom" kekuatan nuklir strategisnya, mungkin hanya dalam beberapa hari.
Baca Juga: Menhan Inggris ke Macron: Dulu-dulu Irit Bicara Soal Nuklir, Kok Baru Sekarang?
Di bawah Perjanjian New START, Rusia berkewajiban untuk memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang peluncuran rudal tersebut, kata para pejabat AS. Itu belum datang, kata pejabat militer AS, yang berbicara dengan syarat anonim.
"Tidak, kami belum menerima pemberitahuan resmi apa pun," kata pejabat militer itu kepada wartawan.
Latihan tersebut menghadirkan tantangan lain bagi AS dan sekutunya ketika Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Namun, para pejabat Barat telah menyatakan keyakinannya pada kemampuan mereka untuk membedakan antara latihan Rusia dan langkah apa pun yang dilakukan Putin untuk mengatasi ancamannya.
Rusia menyerang kota-kota Ukraina dengan pesawat tak berawak selama jam sibuk pagi hari Senin, menewaskan sedikitnya empat orang di sebuah gedung apartemen di Kyiv, dalam gelombang terbaru dari apa yang Ukraina dan Barat katakan sebagai serangan yang disengaja terhadap sasaran sipil.
Pejabat militer AS mengutuk serangan Rusia, mengatakan mereka tampaknya dirancang untuk meneror penduduk sipil Ukraina.
"Kami menilai bahwa Rusia telah dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil dan target non-militer untuk tujuan merugikan warga sipil yang tidak perlu dan mencoba untuk menanamkan teror di antara penduduk Ukraina," kata pejabat militer itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Gedung Putih mengatakan AS akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas "kejahatan perang," sebuah istilah yang digunakan oleh jenderal tinggi AS di Brussels pekan lalu.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari dan termasuk pencaplokan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Pejabat militer AS mengatakan sejarah menunjukkan bahwa kampanye udara yang mencoba melumpuhkan penduduk secara psikologis dengan taktik semacam itu akan menjadi bumerang.
"Itu tidak berhasil," kata pejabat itu, menambahkan bahwa jika ada sesuatu yang meningkatkan tekad Ukraina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto