- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Serba-Serbi IPO Blibli: Dari Bengkaknya Rugi hingga Grup Djarum yang Tak Akan Angkat Kaki, Pertanda Apa Ini?
Sebuah kabar datang dari unicorn milik Grup Djarum, yakni PT Global Digital Niaga alias Blibli yang berencana melakukan initial public offering (IPO) pada kuartal keempat tahun 2022. IPO Blibli yang akan digelar pada 7 November 2022 mendatang, kini menjadi banyak diperbincangkan oleh publik.
Mulai dari kondisi keuangan yang masih merugi, rencana penggunaan dana hasil IPO, hingga komitmen Grup Djarum yang tak akan angkat kaki dari Blibli. Untuk mengetahui lebih lanjut, redaksi Warta Ekonomi merangkum ragam serba-serbi IPO Blibli yang perlu dipahami seperti berikut ini.
Baca Juga: Blibli IPO: Menambah Raksasa Konglomerasi Grup Djarum di Bursa Saham Indonesia, Simak!
Jadwal IPO
Blibli akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan tercatat dengan kode BELI. Masa penawaran awal saham BELI sudah dimulai pada 17 Oktober 2022 dan akan berakhir pada 24 Oktober 2022. Pencatatan saham di BEI akan berlangsung pada 7 November 2022. BCA Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas didaulat menjadi penjamin pelaksana emisi efek dalam rangkaian IPO Blibli ini. Lihat jadwal lengkap IPO Blibli di bawah ini.
Masa Penawaran awal: 17-24 Oktober 2022
Tanggal Efektif: 28 Oktober 2022
Masa Penawaran Umum: 1-3 November 2022
Tanggal Penjatahan: 3 November 2022
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 4 November 2022
Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 7 November 2022
Target dan Rencana Penggunaan Dana IPO
Blibli merupakan e-commerce yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Djarum melalui PT Global Investama Andalan. Sebelum menjadi perusahaan terbuka, kepemilikan Grup Djarum atas saham Blibli mencapai 98,46%. Melalui aksi IPO, Blibli akan melepas 17.771.205.900 saham baru atau sebanyak-banyaknya 15% dari modal ditempatkan dan disetor dalam perusahaan.
Rentang harga penawaran saham Blibli berada di angka Rp410 hingga Rp460 per saham. Tak main-main, Blibli menargetkan meraup dana IPO hingga Rp8,17 triliun. Lantas, digunakan untuk apa dana tersebut?
Merujuk data prospektus perusahaan, sebagian besar dana IPO akan digunakan Blibli untuk membayar utang perbankan. Nilai pembayaran utang tersebut mencapai Rp5,5 triliun. Dari jumlah tersebut, Blibli akan membayar utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai masing-masing Rp2,75 triliun.
“Dana yang diperoleh dari penawaran umum ini, sekitar Rp5,5 triliun akan digunakan Blibli untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan,” tegas manajemen Blibli, dilansir kembali pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Keuangan Masih Merugi
Blibli menambah panjang daftar perusahaan IPO yang mencatatkan saham dalam kondisi masih merugi. Dari dokumen prospektus, diketahui bahwa Blibli membukukan rugi sebesar Rp2,48 triliun per Juni 2022. Kerugian tersebut membengkak dibandingkan periode Juni 2021 yang sebesar Rp1,12 triliun.
Dari segi pendapatan, Blibli mencatatkan kenaikan sebesar 127% dari Rp2,99 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp6,71 triliun pada semester I 2022.
CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, menyampaikan bahwa IPO menjadi salah satu langkah strategis perusahaan dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Pihaknya menegaskan, Blibli akan fokus membangun kepercayaan serta nilai tambah bagi pelanggan dan stakeholder. Terlebih lagi, ekosistem Blibli telah melakukan sinergi tiga platform, yakni e-commerce (Blibli); online travel agent (OTA) dan gaya hidup (tiket.com); serta high quality supermarket chain terkemuka (Ranch Market).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: