Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung di Malang, Jawa Timur, untuk meningkatkan produksi susu segar dan memperbaiki manajemen usaha agar semakin profesional di tengah kendala merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke KAN Jabung, Kamis (20/10/2022) mengatakan ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh koperasi produksi berbasis susu segar. Pertama terkait dengan bibit sapi unggul, kemudian persoalan pakan yang berkualitas, dan ketiga adalah manajemen produksi.
"Sapi yang sudah pernah terserang PMK memang tidak akan pernah bisa pulih 100 persen. Akibatnya sapi perah yang pernah terkena PMK produksi susunya sudah dipastikan akan menurun," kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/10/2022).
Baca Juga: KemenKopUKM Dorong Percepatan Penyaluran KUR Melalui Kluster
Oleh sebab itu, manajemen pengurus KAN Jabung diminta mengganti sapinya dengan sapi yang lebih sehat agar produktivitas susu segarnya dapat meningkat.
Diketahui,sebelum ada wabah PMK, produksi susu segar dari KAN Jabung mencapai 55 ton per hari. Namun saat ini jumlah produksinya maksimal hanya 75 persen dari kapasitas produksi sebelum ada wabah.
"Kalau kita nggak berani melompat kita nggak akan pernah berubah, begini-begini saja. Jadi saya sarankan jenis sapinya diganti jenis Jersey karena lebih tahan cuaca dan lebih toleran dengan pakan yang tidak terlalu berkualitas sekalipun tapi produksi susunya banyak," ucap Teten Masduki.
Dijelaskan untuk mengganti jenis sapi, para peternak yang menjadi anggota koperasi memang menghadapi persoalan yang tidak mudah karena akan butuh investasi yang besar.
Oleh sebab itu, MenKopUKM akan membantu KAN Jabung untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan tambahan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi (LPDB) KUMKM atau melalui skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kluster.
Fasilitas pembiayaan tambahan ini juga diharapkan dapat menjadi solusi dari persoalan pengadaan pakan yang berkualitas bagi KAN Jabung.
"Kita akan coba mendiskusikan agar ini bisa jadi piloting untuk mengakses KUR kluster juga sehingga bisa menjawab persoalan pada bibit dan akses pakan yang berkualitas. Kita juga akan mendiskusikan dengan tim LPDB KUMKM terkait hal ini," ucapnya.
Baca Juga: Menkop-UKM: Pemerintah Terapkan Nilai-Nilai Pancasila untuk Wujudkan UMKM Tangguh
Menurut Teten, dengan KUR kluster, anggota KAN Jabung berpotensi mendapatkan akses pembiayaan hingga Rp500 juta setiap orangnya. Hal itu bisa terjadi lantaran KAN Jabung sudah menerapkan praktik bisnis yang modern dan telah terhubung dengan industri pengolahan susu (IPS) sebagai offtaker-nya.
"Kita akan kombinasikan antara dana dari LPDB dengan KUR kluster, ini akan kita coba jajaki. Kalau hibah saat ini sudah tidak ada," katanya.
Sementara itu, Ketua I KAN Jabung, Herman Suparjono, mengatakan PMK memang menjadi persoalan yang serius bagi bisnis koperasi. Wabah ini mengakibatkan pendapatan petani atau peternak anjlok drastis. Bahkan ada beberapa anggotanya yang terpaksa harus mengurangi jumlah sapi agar tidak terlalu merugi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: