"PMK betul-betul menjadi kendala kami, meski saat ini sudah membaik tapi produktivitas sapi belum sepenuhnya pulih karena PMK. Selama 4 bulan kita berupaya dengan berbagai cara bisa mencapai produktivitas seperti sebelum PMK," kata Herman.
Terkait dengan penggantian jenis sapi, Herman mengatakan hal itu sudah menjadi pemikiran dari pengurus koperasi. Namun karena terkendala modal, rencana tersebut hingga saat ini belum bisa dilakukan.
"Soal replacement sapi baru sudah pernah kita rencanakan namun kemampuan finansial untuk punya sapi baru itu berat," ucapya.
Baca Juga: Seskemenkop-UKM: Optimistis Program Prioritas Terakselerasi dan Tuntas Hingga Tutup Tahun
Alih Teknologi
Di tempat yang sama, Bupati Malang, Sanusi, mengatakan KAN Jabung perlu mengadopsi teknologi dalam mengolah susu segarnya menjadi produk susu siap konsumsi dari industri pengolahan susu (IPS) seperti Greenfield. Meski saat ini KAN Jabung sudah mulai memproduksi produk turunan dari susu segar, namun masih sangat terbatas.
"Memang KAN Jabung ini perlu pembaharuan teknologi sehingga produknya bagus dan bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai tinggi. Mungkin ada teknologi lain yang harus kita ikuti," kata Sanusi.
Selain itu, Sanusi juga sependapat agar jenis sapi yang dipelihara oleh anggota koperasi untuk dapat diganti secara bertahap dengan jenis sapi super.
Terkait pembiayaan untuk modal kerja itu dia berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM dapat memberikan jalan keluar bagi KAN Jabung.
"Memang kita perlu upayakan agar sapi yang dipelihara itu bisa diperah sepanjang tahun sebab kalau seperti biasa saja kita hanya bisa optimal panen 4 bulan, setelah itu produksinya pasti turun," ucap Sanusi.
Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo, mengatakan sebagai Badan Layanan Umum di bawah koordinasi KemenKopUKM, pihaknya siap mendukung KAN Jabung untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Tercatat LPDB-KUMKM sudah mengucurkan pembiayaan kepada koperasi ini mencapai Rp18,15 miliar sejak tahun 2021.
"Kita juga siap membantu KAN Jabung untuk membangun farm laktasi. Kita sebenarnya sudah mendiskusikan hal itu," ucap Supomo.
Baca Juga: Menkop-UKM Tekankan Pentingnya Percepatan Program Pengembangan Ekosistem KUMKM
Terkait dengan kesulitan yang sedang dihadapi oleh KAN Jabung dengan penurunan produksi susu segar akibat wabah PMK, Supomo berencana memberikan kebijakan khusus berupa relaksasi agar beban kewajibannya kepada LPDB KUKM agar bisa lebih ringan.
Saat ini tim LPDB KUMKM sedang mengkaji berbagai kemungkinan terkait jenis relaksasi yang bisa diberikan kepada koperasi tersebut.
"Sangat memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan grace periode. Bahkan kami sudah tawarkan sebelumnya, kita bisa tawarkan relaksasi apa yang bisa dilakukan terhadap KAN Jabung," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: