Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eks Misionaris Tinggalkan Harta dan Pilih Jadi Mualaf, Kisah Maxi Deeng: Saya Telepon Dia, Bilang Ingin Masuk Islam

Eks Misionaris Tinggalkan Harta dan Pilih Jadi Mualaf, Kisah Maxi Deeng: Saya Telepon Dia, Bilang Ingin Masuk Islam Kredit Foto: Pixabay/mohamed_hassan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eks Misionaris asal Manado, Maxi Christian Ludewig Deen Deeng, alias Maxi Deeng yang menyebarkan ajarannya di Papua pada akhirnya mendapat hidayah menjadi mualaf. Meski demikian, perjalannya tidak semudah yang dikisahkan.

Pria asal Manado ini memfokuskan untuk belajar ilmu agamanya di pendidikan tinggi memiliki banyak pertanyaan yang membuatnya ragu.

Pertanyaan ini adalah tentang Ketuhanan. Namun jawaban yang dia dapatkan tidak bisa menghilangkan keraguan dengan keyakinannya.

Baca Juga: Ratusan Situs Islam Terkait Nabi Muhammad bakal Dipulihkan Arab Saudi

Hingga akhirnya Maxi menempuh pendidikan pascasarjana untuk memperdalam teologinya di Manila. Dia pun kembali mempertanyakan tentang Ketuhanan kepada profesornya di Filipina.

Maxi pun mendapat jawaban yang memuaskan karena selama ini ajaran yang didapatkan di Indonesia ada kekeliruan. Seperti Isa merupakan Nabi atau utusan Allah, dibenarkan oleh profesornya di Filipina.

"Profesor saya mengatakan bahwa ucapan itu benar. Jadi ucapan saya yang memberikan penjelasan bahwa Isa itu memang bukan sama dengan Allah, dia hanyalah sebagai yang diutus oleh Allah," jelas pria yang memiliki nama mualaf Abu Bakar ini dalam youtube Mualaf Center Aya Sofya, dikutip Republika.co.id, Sabtu (22/20/2022).     

Sebagaimana sejarah mencatat bahwa bani Israil atau yang kita kenal saat ini adalah bangsa Israil memang sudah sangat jelas dikenal sebagai bangsa yang suka memberontak dan gampang melupakan suatu ajaran sehingga karena itulah mereka melupakan Tuhan yang mereka sembah dalam hal ini adalah Allah SWT. 

Saat mendapatkan studi lanjut di Manila ternyata Abu Bakar tersadar selama ini ada kekeliruan.

"Tapi pada waktu itu saya masih berpikir ya sudah saya jalani dulu. Saya bekerja dulu sebagai pendakwah, saya waktu itu tamat S1 mendapatkan cumlaude, dan nilai IPK saya adalah tiga koma sekian," ujar pria kelahiran Ngawi, 19 Juni 1969 ini. 

Setelah menyelesaikan gelar S2 di Filipina Abu Bakar mulai direkrut oleh organisasi agamanya dan menyebarluaskan ajaran.

Bak artis, kedatangannya selalu disambut dengan riuh dan tangis. Pernah suatu ketika beliau berkhutbah di Jayapura yang penduduknya dikenal sebagai orang keras, dalam artian karena statusnya para pejabat yang biasa membawa banyak uang dan banyak ibu-ibunya saling memamerkan perhiasan atau segala macam.

Tetapi waktu beliau berkhutbah di tengah-tengah mereka, membuat mereka menangis dan menanggalkan semua kekayaannya.

"Saya bikin itu tidak ada artinya perhiasan itu yang ada di tangan kalian. Jadi saya menjadi salah satu misionaris yang memang bisa dikatakan laris, selalu dipanggil kemana-mana. Dan memang saya sendiri merasa bahwa ada kharisma. Jadi misonaris itu jika punya kharisma akan lebih mudah dicintai umatnya," ujar dia.

Puncaknya setelah banyak pengalaman. Allah SWT kembali datang dengan hidayah memberikan banyak petunjuk dan jalan keluar, tetapi saat itu kondisinya dia masih lebih condong ke dunia.

"Dan saya berpikir, saya sudah cukup tahu ilmu itu tetapi untuk mengambil suatu keputusan masih harus menunggu dulu. Saat itu saya masih berpikir, nanti dulu, saya bekerja dulu, dan itu membuat saya semakin terlena dalam pekerjaan itu," jelas dia.

Baca Juga: Kubah Jakarta Islamic Center Sudah Diramal dari Tahun 2005 Bakal...

Singkatnya waktu itu, organisasi memutuskan untuk ditugaskan di Papua. Selama di Papua beliau menjalankan tugas di Kabupaten Biak Numfor dan Jayapura.

"Waktu itu saya ditugaskan dengan misionari penerbangan aviation yang ada di Jayapura menjadi co-pilot. Membawa pesawat kecil untuk memasuki pedalaman dan mengantarkan berbagai macam obatan, makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya," kata dia.

Kelebihan dari misi organisasinya adalah memiliki aviation yang sebenarnya juga harus diimbangin oleh umat Islam karena untuk dakwah di daerah-daerah terpencil sangat sulit jika hanya mengandalkan kendaraan darat. Terlebih lagi jika menjangkau lokasi yang berada diatas gunung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: