Eks Misionaris Tinggalkan Harta dan Pilih Jadi Mualaf, Kisah Maxi Deeng: Saya Telepon Dia, Bilang Ingin Masuk Islam
Abu Bakar sudah cukup lama ditugaskan di Biak Numfor, Jayapura, Manokwari, dan bahkan sampai ke Timika. Dia merupakan misionaris yang sangat dikenal hingga seluruh Papua sudah pasti kenal dengan nama pendeta Maxi Deeng.
Hidayah semakin kuat
Allah SWT akan memilih hamba-Nya yang mendapat hidayah. Hidayah pun datang dari jalan yang berbeda, salah satunya melalui mimpi.
"Salah satu yang pasti Allah sayang kepada saya adalah ketika diberikan mimpi," ujar dia.
Dalam mimpi itu, Maxi masuk dalam lubang yang sangat dalam dan gelap, mendengar suara-suara mengerikan dan menakutkan. Dia berusaha mencari jalan keluar dan melihat ada titik kecil seperti cahaya jadi saya mengikutinya.
Semakin dekat membuat cahaya itu semakin besar, dia mengejarnya dan terus mengajar. Dan semakin dia mengejar cahaya itu, suara yang diluar semakin dahsyat dan menakutkan. Cahaya itu semakin besar dan dia kejar terus, hingga akhirnya dia masuk kelubang cahaya dan melihat begitu terang, sejuk, dan indah pemandangan.
"Saya hanya mendengar waktu itu nama saya disebutkan, Maxi, La ilaha illallah sebanyak tiga kali. Setelah saya mendengar suara itu, membuat saya terbangun dan seperti habis mandi karena badan saya begitu basah semuanya," ujar dia.
Jadi setelah kejadian itu dia berkesimpulan bahwa tidak ada lagi alasan apapun yang membuatnya untuk tidak segera berhijrah dan memeluk agama Islam. Kemudian dia meminta bantuan sahabatnya yang merupakan seorang pejabat imigrasi untuk membantunya mengurus proses pensyahadatannya.
"Saya telepon dia, datang ke kantornya, dan saya mengatakan kalau ingin masuk Islam. Dia akhirnya menolong saya untuk mencarikan tempat yang netral agar tidak terjadi keributan. Jadi dia memberi petunjuk di Balikpapan tepatnya d Masjid Istiqomah," ujar dia.
Pada 2014, Maxi belajar dan mengucapkan kalimat syahadat. Kemudian melalui departemen agama, sehingga mendapatkan sertifikat yang secara resmi masuk Islam.
Menurut dia sejatinya agama yang benar adalah yang berpedoman pada kitab-kitab Allah SWT yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan yang terakhir ditutup Alquran. Kita ketahui bahwa kitab suci Alquran itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan hingga kini menjadi kitab suci umat Islam. Jadi itulah, orang yang tidak masuk Islam pasti tidak akan selamat.
Tidak ada lagi petunjuk yang diberikan karena semuanya sudah lewat. Sebagaimana Taurat, Zabur, dan Injil itu sudah lewat. Allah sudah mengutus nabi dan rasulnya sesuai dengan zaman-zamannya.
Saat ini kita berada di zaman penghujung yang tidak akan ada nabi lainnya dan tidak ada wahyu lain yang yang diberikan selain wahyu yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
"Jadi kalau dikatakan sekarang ini siapa yang benar? maka yang benar adalah yang membawa kitab suci Alquran dan saat ini umatnya disebut umat Islam," kata dia.
Sesuai dengan bahasa artinya Islam itu adalah orang yang patuh dan juga taat yang memegang kitab suci Alquran dan ajaran yang diberikan nabi dan rasul Allah SWT yang terakhir dan tidak ada lagi nabi dan rasul Allah SWT selain dia yaitu Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Nyamar Jadi Pebisnis, Intelijen Israel Apes dan Langsung Diciduk Iran: Musuh Utama Islam
Karena keislamannya, dia kehilangan pekerjan dan tak mampu lagi memberikan nafkah kemudian dia berpisah dengan istri dan anak-anaknya.
Kini dia telah menikah dan memiliki satu anak dari pernikahannya dengan wanita muslim. Karena ijazah S1 dan S2 tidak dapat digunakan untuk mendapatkan pekerjaan, dia mencari pekerjaan sesuai keahliannya.
Kini dia bekerja sebagai sopir di sebuah kantor di Jakarta. Dan telah menempati rumah yang nyaman meski sederhana. Abu Bakar pun diberikan tanggung jawab untuk membangun mushalla bagi warga di lingkungan rumahnya dan berdakwah mengenai kristologi dan Islam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: