Dianugerahi Gelar Doktor Honoris Causa, Moeldoko Beberkan Kepemimpinan Menuju Indonesia Maju 2045
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut, dilakukan dalam Rapat Senat Terbuka, di Auditorium Prof. Wuryanto UNNES, Sabtu kemarin. Gelar kehormatan untuk Moeldoko diberikan dalam bidang Manajemen Strategi Pembangunan Sumber Daya Manusia, program studi Ilmu Manajemen Pascasarjana UNNES.
Pada orasi ilmiahnya, Moeldoko membeberkan konsep Kempimpinan Menuju Indonesia Maju pada 2045. Konsep tersebut diberi nama, “M-Leadership”, yakni Move (Bergerak), Motivate (Memotivasi), dan Make a Difference (Membuat sebuah Perbedaan).
Moeldoko menyampaikan, konsep kepemimpinan “M-Leadership” merupakan kombinasi kepemimpinan Militer, Bisnis, dan Sipil. Konsep tersebut dihasilkan dari perjalanan kepimpinanannya saat menjadi Panglima TNI 2013-2015, menekuni dunia bisnis selepas pensiun, dan saat menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Baca Juga: Tinjau Pembangunan Bandara Lantagi Buton Utara, Moeldoko: Ini Akan Picu Pertumbuhan Ekonomi!
"Di dalam ketiga dunia ini saya menemukan irisan penting, yakni efisiensi untuk memenangkan kompetisi dan berani untuk tak mau kalah dari yang lain,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/10/2022).
Dalam Mewujudkan Indonesia Maju 2045, Indonesia harus keluar dari zona nyaman dan menciptakan area kompetisi berupa kecepatan, keunggulan, pembeda, harga, dan merebut pasar di negeri sendiri. Ia mencontohkan, bagaimana Amerika Serikat berkompetisi dengan Rusia dalam bidang sains dan politik. Begitu juga dengan Korea, yang mampu melahirkan teknologi dan sumber daya manusia yang unggul, meski tidak memiliki kekayaan sumber daya alam.
“Indonesia lengkap, punya sumber kekayaan yang melimpah, punya teknologi yang terus berkembang, juga punya banyak manusia. Kita harus bisa mengelolanya dengan baik, dan berani melompat menjadi bangsa yang lebih maju dan besar. Untuk itu, kita harus menciptakan kompetisi,” seru Moeldoko.
Pria kelahiran Kediri Jawa Timur ini mengingatkan, saat ini Indonesia menghadapi tantangan global yang permanen dan dinamis. Secara permanen, Indonesia harus bisa menjawab tantangan fenomena global yang berubah sangat cepat, penuh risiko, kerumitan luar bisa, dan penuh dengan kejutan. Di tambah lagi dengan munculnya ancaman krisis pangan, energi, dan keuangan.
Sementara pada domestik, lanjut Moeldoko, Indonesia masih memiliki persoalan terkait daya saing di tingkat dunia. Seperti pada Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) dan Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI). Di mana untuk HCI, Indonesia menempati posisi 96 dari 174 negara, dan HDI di posisi 107 dari 189 negara di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: