Lihat NU dan Muhammadiyah, Wapres Ma'ruf Amin Harapkan Santri Wujudkan Indonesia Emas 2045
“Selain kita menjaga kesepakatan nasional, supaya bangsa ini tidak terkoyak apalagi ketika kita akan menghadapi pemilu legislatif, pemilihan presiden, dan sebagainya, hendaknya kita tidak melupakan semangat kesepakatan nasional sebagai satu bangsa,” pinta Wapres.
“Berbeda [pilihan] tidak perlu terjadi permusuhan, sehingga merusak persatuan dan kesatuan nasional,” pungkasnya.
Baca Juga: Wapres Harapkan Tarbiyah-Perti Jaga Komitmen Bangun Pendidikan, Dakwah, dan Sosial
Sebelumnya, sejalan dengan Wapres, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengungkapkan bahwa para pejuang kemerdekaan dan perumus dasar negara Pancasila pada umumnya adalah komunitas santri.
“Kita mencatat Ki Bagus Hadikusumo dari Muhammadiyah, Abdul Kahar Muzakir dari Muhammadiyah, demikian juga Jenderal Besar TNI Soedirman adalah merupakan produk dari komunitas santri pada saat itu. Tokoh-tokoh inilah yang kemudian kita kenal sebagai tokoh-tokoh awal yang merintis dengan jiwa dan raganya sehingga terbentuk NKRI,” sebutnya.
Selanjutnya, Busyro memaparkan bahwa tema Hari Santri Tahun 2022 yakni “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” sejalan dengan spirit yang selama ini ditumbuhkembangkan oleh Muhammadiyah, yaitu “Ta’awun (Berkolaborasi) Membangun Negeri”.
“PP Muhammadiyah berharap tema ini diharapkan tidak sekadar “slogan dan wacana”, tapi mari kita buktikan secara nyata. Tema ini masih perlu diaktualisasikan dalam bentuk amal sosial kemanusiaan yang secara nyata, sehingga martabat kemanusiaan bangsa Indonesia tetap terjaga, sekarang maupun yang akan datang,” ujarnya.
Untuk itulah, kata Busyro, salah satunya Muhammadiyah saat ini terus membangun beberapa budaya positif pesantren. Salah satu contohnya adalah budaya ramah santri seperti kebiasaan senyum, sapa, salam, sopan, dan santun.
“[Termasuk] menjauhi kekerasan verbal maupun non verbal, menjauhkan diri dari perbuatan perundungan, memberikan perlakuan dan layanan tanpa diskriminatif dan bernuansa SARA, melakukan pola pengasuhan yang zero kekerasan, menanamkan perilaku yang saling menghormati dan menghargai antara santri dengan santri, antara santri dengan pimpinan, ustadz ustadzah, pamong, musrif musrifah, dan warga setempat,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X berpesan kepada para santri Muhammadiyah agar selalu meneladani pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, salah satunya dengan mengikuti pesan yang ditanamkan oleh Kiai Dahlan.
“Jadilah santri yang berkemajuan” yang selaras dengan hakikat pengetahuan Islam “Bayani, Burhani dan Irfani,” ucap Sultan.
Baca Juga: 34 Tahun Kemelut IMB Gereja Beres Sama Anies Baswedan: Jokowi dan Ahok Gak Becus!
“Pesan yang diucapkan lebih dari satu abad yang lalu itu, rasanya masih relevan untuk diangkat kembali, saat para santri Muhammadiyah memperluas perannya seiring misi universal, amar ma’ruf nahi munkar dan rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: