Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontroversi Soal Ijazah Belum Selesai, Presiden Jokowi: Yang Penting Skill!

Kontroversi Soal Ijazah Belum Selesai, Presiden Jokowi: Yang Penting Skill! Kredit Foto: Twitter/Joko Widodo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hingga kini kontroversi soal ijazah Presiden Jokowi belum juga selesai. Pengadilan diketahui menunda sidang hingga 31 Oktober 2022 mendatang. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bambang Tri Mulyono adalah orang yang menggugat Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait dugaan ijazah palsu. 

Gugatan penulis Buku "Jokowi Undercover" itu terdaftar dalam nomor perkara: 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perkara adalah perbuatan melawan hukum (PMH).

Baca Juga: Prabowo Subianto Terpilih Jadi Bakal Paling Ideal yang Bisa Lanjutkan Kerja Jokowi-Ma'ruf

Dalam petitumnya, penggugat ingin PN Jakarta Pusat menyatakan Presiden Jokowi telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) berupa membuat keterangan yang tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu berupa ijazah (bukti kelulusan) SD, SMP, dan SMA atas nama Joko Widodo.

Di tengah kontroversi beredar pernyataan Presiden Jokowi dalam sebuah pidato yang mengatakan ijazah dianggap tidak begitu penting. 

Presiden Jokowi mengatakan justru yang paling penting adalah tingkatkan skill dan

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.

Baca Juga: Anak Buah Jokowi Lewat, Ganjar Pranowo Tak Kuat, Anies Baswedan Emang Rajanya di Media Sosial!

“Semua negara, sekarang ini persaingannya ada di situ. Bukan, ijazahmu apa? Bukan adu ijazah, tapi ada skill, ada kompetensi,” kata Presiden Jokowi. 

Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun juga ikut memberi komentar terhadap pendapat Presiden Jokowi tersebut. 

Menurut dia, di tengah kontroversi soal ijazah Presiden Jokowi yang belum selesai dan apa yang dikatakan Presiden Jokowi ini tidak sepenuhnya salah. 

Baca Juga: Elektabilitas Anies Jeblok, Lembaga Survei Sebut Salah Satu Penyebabnya Karena Jadi Antitesis Presiden Jokowi

“Ini tinggal tergantung konteksnya sesungguhnya. Jadi tidak bisa kita berpikir dikotomi ya. Karena dua-duanya penting, administrasi penting dan substansi juga penting ya,” kata Refly melalui youtube channelnya, Selasa (25/10/22).

Namun menurutnya, administrasi dan substansi tidak ada yang lebih penting, karena bukan untuk diperbandingkan. 

Kecuali kita memperbandingkan mana yang lebih baik, misalnya belajar bahasa Jerman atau bahasa Perancis.

Baca Juga: Tanpa Rem Bawahannya Getol Kritik Anies Baswedan, Anak Buah Jokowi Diminta Turun Tangan: Mohon...

“Tapi sesuatu yang tidak Apple to Apple, tidak bisa kita bandingkan. Jadi kalau kita mau melamar pekerjaan tanpa ijazah. Ya mana bisa!,” jelas dia. 

Terakhir, alumni UGM ini mengatakan agar masyarakat bersabar dan tak membuat spekulasi berlebihan. 

“Ya kita masih menunggu tanggal 31 nanti, apa yang akan terjadi ya what will happen ya tanggal 31 nanti?,” kata dia. 

Baca Juga: PBNU Sebut Presiden Jokowi Cocok Jadi Bapak Santri Indonesia, Jasanya Besar: Faktanya, Beliaulah...

“Tapi segalanya harus kita serahkan kepada sebuah mekanisme hukum yang adil yang bermartabat ya, yang betul-betul bisa diakui hasilnya,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: