Perundungan digital (cyberbullying) masih marak terjadi di tengah masifnya kemajuan teknologi. Setiap individu bertanggung jawab membantu korban kembali mendapat kepercayaan dirinya.
Dosen Universitas Darussalam Gontor dan Anggota Japelidi, Nurhana Marantika, M.A mengatakan, setiap orang punya cara berbeda merespons cyberbullying. Beberapa mudah melaluinya karena merasa banyak yang menyayanginya. Sebaliknya, ada korban yang butuh bantuan dari orang-orang terdekatnya.
Baca Juga: Bukan Hal Biasa, Cegah Cyberbullying Jadi Budaya di Ruang Digital
"Memang tidak semua orang sama berpikirnya. Ini butuh pendekatan lebih dari orang-orang terdekatnya untuk memberikan support, dukungan, tidak menyalahkan, memberikan terapi kepercayaan dirinya lagi. Sehingga orang ini tidak melakukan hal-hal buruk," kata Nurhana saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Selasa (25/10/2022).
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Baca Juga: Pelaku Cyberbullying Bersembunyi dalam Anonimitas
Nurhana menyayangkan kasus cyberbullying masih marak terjadi. Sekarang ini bahkan pelaku atau korban merupakan anak-anak. Lingkungan pergaulan turut memengaruhi individu melakukan bully.
"Saya menangani anak sendiri yang sering mendapat buli karena dia tidak pegang atau punya gadget sendiri di antara teman-temannya. Sehingga saya menasihati, suatu hari dia akan punya gadget. Dunia kita bukan di virtual saja. Kita berada di dunia nyata. Ini yang penting," kata Nurhana.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Ini Sikap yang Harus Dimiliki untuk Menghadapi Cyberbullying di Media Sosial
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Entrepreneur dan Founder of Coffee Meets Stocks, Billy Tanhadi. Kemudian Kepala Bidang Pelatihan Masyarakat RTIK Kabupaten Blitar, Wahyu Dwi Prastyo, serta mengundang Dosen Universitas Darussalam Gontor dan Anggota Japelidi, Nurhana Marantika, M.A.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas