Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Punya Gelar Medis Tapi Siang-Malam Ngomongin Politik Terus, Jawaban dokter Tifa Bikin Melongo: Kalau Kita Ingin Menjaga Kelangsungan Negara…

Punya Gelar Medis Tapi Siang-Malam Ngomongin Politik Terus, Jawaban dokter Tifa Bikin Melongo: Kalau Kita Ingin Menjaga Kelangsungan Negara… Kredit Foto: Instagram/Dokter Tifa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tifauzia Tyassuma atau lebih dikenal dengan nama dokter Tifa akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Meski punya gelar medis sebagai dokter, dokter Tifa dalam media sosial miliknya dikenal lebih banyak membahas masalah politik dibandingkan pembahasan medis yang dianggap lebih sedikit. Satu yang paling ikonik adalah saat dirinya dengan Pede ikut-ikutan membahas dugaan kepalsuan Jokowi dengan membandingkan perubahan bentuk hidung Jokowi.

Mengenai aktifnya ia lebih banyak membahas politik-nasional meski punya gelar dokter, dokter Tifa membeberkan alasannya.

“Saya ingin memberikan semacam pendidikan kepada kita semua, umat atau rakyat Indonesia bahwa kita itu zoon politicon, kita adalah stakeholder paling utama dari sebuah negara. Keberlangsungan dari sebuah negara, kita menjadi negara mau sampai kapan itu sebetulnya terletak kepada rakyatnya sebagai mandat tertinggi,” jelas dokter Tifa saat di podcast kanal Youtube Refly Harun, dikutip Rabu (26/10/22).

Baca Juga: Sudah Masuk Materi Pengadilan, Refly Harun Ingatkan Jokowi Tak Perlu Menghindar Soal Isu 'Ijazah Palsu': Satu-satunya Jalan Adalah…

Atas dasar itu, dokter Tifa yang juga habis “ditegur” bahkan dari kalangan dokter sendiri imbas analisis hidung Jokowi ini mengangap bahwa masyarakat perlu aktif membahas politik sebagai keterlibatan membagun bangsa dan negara.

“Artinya kalau kita ingin menjaga kelangsungan negara ini ya kita harus cerdas politik tidak hanya sekadar melek politik,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: