PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meresmikan pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Brilian 1 di Kantor Pusat BRI, Jakarta.
Peresmian SPKLU ini merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Perjanjian Kerja sama (PKS) antara PT PLN (Persero) dengan Bank Himbara pada Juni 2022 lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan salah satu ruang lingkup yang disepakati adalah kerja sama kemitraan penyediaan SPKLU dengan skema Investor Owned Investor Operate (IO2).
Baca Juga: Miliki 8,5 GW Pembangkit EBT, PLN Siap Penuhi Kebutuhan Listrik Sektor Bisnis dan Industri
"Hari ini adalah hari bersejarah karena acara ini bukan hanya peresmian SPKLU tetapi simbol dari sinergi BRI dengan PLN menyambut era energi masa depan," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (26/10/2022).
Darmawan mengatakan pembangunan SPKLU ini merupakan langkah penting untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi yang mencapai 280 juta ton CO2e di tahun 2020.
Menurutnya, tanpa adanya intervensi, pada tahun 2060 emisinya akan mencapai 860 juta ton CO2e per tahun. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah penggunaan kendaraan listrik.
Atas dasar itu, PLN mendukung penuh dalam mendorong peralihan kendaraan BBM ke listrik dengan membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Darmawan menggambarkan 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) Co2e, sedangkan 1 kWh listrik emisinya setara 0,88 kg CO2e atau 1,05 kg untuk 1,2 kWh listrik.
"Artinya, pada kondisi saat ini pun, menggunakan kendaraan listrik sudah mengurangi emisi 56 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang akan menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol," ujarnya.
Lanjutnya, Darmawan menyebut bahwa saat ini PLN sudah memiliki roadmap untuk beralih ke energi hijau demi mencapai Net Zero Emission pada 2060 dengan menambah pembangkit energi baru terbarukan (EBT) secara bertahap.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, akan ada 51 persen pembangkit baru yang berasal dari EBT. Selain penambahan pembangkit EBT baru, PLN juga tidak akan menambah pembangkit batu bara baru.
Selain itu, PLN juga siap membuka pintu selebar-lebarnya kepada para pelaku usaha yang ingin berkolaborasi dalam penyediaan franchise SPKLU. Melalui skema ini, para pengusaha cukup menyiapkan lahan dan dana investasi saja.
"PLN tidak memiliki tempat-tempat hotspot di mal-mal, di perkantoran, di rest area, di kafe-kafe. Tetapi kami punya strategi untuk membuat perkembangan jumlah SPKLU seperti jamur di musim penghujan," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti