Amerika Kelimpungan Cari Sekutu yang Mau Pimpin Intervensi Militer di Haiti
Washington tidak dapat membujuk sekutu mana pun untuk memimpin intervensi militer internasional di Haiti yang dilanda kekerasan, sebuah surat kabar Amerika Serikat melaporkan.
Pemerintahan Presiden Joe Biden enggan mengirim pasukan sendiri, terutama dengan pemilihan paruh waktu kongres AS yang mendekat hanya dalam dua minggu.
Baca Juga: Rusia Kecam Penempatan Pasukan Amerika di Perbatasan Ukraina yang Terus Membandel
Para pejabat sedang memperdebatkan apakah akan membatalkan rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pengerahan "pasukan aksi cepat" multinasional ke Haiti karena tidak ada negara yang setuju untuk mengerahkan pasukan untuk usaha itu, Miami Herald melaporkan pada Rabu, mengutip orang-orang tak dikenal yang akrab dengan urusan.
Prancis, Kanada, dan Brasil termasuk di antara sekutu AS yang menolak keras mengirim pasukan militer ke Haiti.
“Tidak ada kemajuan dalam mendapatkan mitra untuk menjadi sukarelawan. Tidak ada yang melangkah," surat kabar itu mengutip satu sumber yang mengatakan, menyebut kegagalan itu sebagai "kemunduran diplomatik."
Rencana AS adalah mendesak negara-negara lain untuk mengirim pasukan ke Haiti dan mendukung mereka dengan peralatan dan pelatihan.
Sekutu telah frustrasi karena Washington telah menolak untuk menyumbangkan sebagian dari kekuatannya sendiri untuk upaya tersebut, kata Herald, sementara beberapa anggota Dewan Keamanan telah menuntut rencana yang tegas secara tertulis sebelum memberikan suara pada resolusi Haiti.
Setidaknya dua anggota badan pengatur tertinggi PBB, Rusia dan China, telah menyatakan keprihatinan tentang intervensi yang diusulkan.
“Mencampuri proses politik di Haiti, membawa negara itu di bawah kendali ambisi pemain regional yang dikenal, yang menganggap benua Amerika sebagai pengadilan dalam negeri mereka, tidak dapat diterima,” kata wakil tetap Moskow untuk PBB, Dmitry Polyansky, pekan lalu.
Geng-geng kekerasan telah memblokade terminal bahan bakar dan pelabuhan utama Haiti selama tujuh minggu, yang menyebabkan kekurangan bahan bakar dan makanan di tengah wabah kolera yang menyebar cepat.
Pasukan penjaga perdamaian PBB memperkenalkan kolera ke negara itu pada 2010, menyebabkan ribuan kematian.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Haiti Ariel Henry dan 18 anggota kabinetnya meminta pengerahan pasukan asing untuk membantu mendorong kembali geng-geng dan memulihkan aliran pasokan makanan, bahan bakar dan air.
Demonstran memblokir jalan, mengecam kenaikan harga bahan bakar dan menuntut pengunduran diri Henry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: