Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan apresiasi kepada MicroSave Consulting Indonesia (MSC) dan Financial Acces Initiative - New York University, (FAI-NYU) yang telah melakukan penelitian Small Firm Diaries (SFD) di Indonesia dalam rangka mengetahui hambatan pertumbuhan dan produktivitas usaha kecil.
"Penelitian seperti ini sangat diperlukan guna merancang program dan kebijakan tepat sasaran untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas UMKM," kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/10/2022).
Teten mengatakan, UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional. Populasinya besar, mencapai 99,99% dari total pelaku usaha di Indonesia, menyerap 97% total tenaga kerja. Kontribusinya juga besar, 61% terhadap PDB Nasional dan 15,65% terhadap pendapatan ekspor nasional.
Baca Juga: UMKM Lokal Didorong Masuk Pasar Haji dan Umrah
Indonesia mencatatkan pertumbuhan perekonomian yang cukup baik pada kuartal II-2022 tumbuh sebesar 5,44% YoY dan meningkat jauh dibandingkan mitra dagang utama Indonesia yaitu Tiongkok dan Amerika Serikat yang tumbuh masing-masing hanya 0,4% dan 1,6%.
"Saya optimis perekonomian Indonesia akan mampu bertahan di 2023 di mana sektor konsumsi domestik akan menjadi penyangga di tengah ancaman resesi global. Untuk itu perlu sinergi dari stakeholder baik lintas kementerian ataupun swasta untuk menjaga UMKM agar ekonomi tetap stabil," katanya.
Menteri Teten berharap tindak lanjut dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, salah satunya pembuatan dashboard KUMKM dalam angka jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 65 juta unit.
"Dengan dashboard kegiatan monitoring dan evaluating akan berlangsung lebih mudah," ucap Teten.
Dengan dashboard pula diharapkan adanya penyederhanaan proses pencarian, dapat mendukung program prioritas KemenKopUKM "Basis Data Tunggal" dan dapat memanfaatkan data tersebut selama proses pembuatan kebijakan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/2021.
"Kami menargetkan tahun ini dapat melakukan pendataan lengkap 10 juta UMKM, dengan di bantu kurang lebih 20 ribu enumerator pada 240 kab/kota di 34 provinsi," ucap MenKopUKM.
Baca Juga: Melalui Koperasi, LPDB-KUMKM Siap Tumbuhkan Ekosistem Bisnis Peternak Susu
Menurut Teten, adopsi teknologi digital dan inovasi digital terbukti membuat UMKM mampu bertahan dan produktif selama pandemi. Ekonomi digital Indonesia di tahun 2020-2030 diperkirakan mencapai Rp4.531 triliun dan menjadi yang tebesar di Asia Tenggara.
Saat ini, sudah ada 20,2 juta UMKM masuk ke ekosistem digital dengan target di tahun 2024 adalah 30 juta UMKM.
"Karena itu kita terus bekerjasama dalam pengembangan aplikasi digital yang dapat membantu UMKM hingga ke pelosok desa untuk bisa mengakses pasar digital," kata Teten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas