Selain itu, 1,6 juta produk UMKM yang on-boarding dalam e-katalog di tahun 2022 dalam rangka kebijakan afirmasi alokasi 40% belanja barang Pemerintah untuk produk UMKM.
"Hal ini sangat baik karena berkontribusi terhadap peningkatan menyerap 2 juta tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesat 1,85% tanpa ada investasi baru," jelasnya.
Teten berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam membuat kebijakan dan praktik bagi semua pelaku yang berkepentingan untuk mengatasi tantangan UMKM.
Baca Juga: KemenKopUKM Gerak Cepat Bentuk Tim Independen Tangani Kasus Kekerasan Seksual
Secara Komprehensif
Di Indonesia, penelitian ini melibatkan sekitar 165 usaha kecil yang tersebar di empat lokasi penelitian yaitu: Bandung, Medan, Yogyakarta-Magelang, dan Makassar. Pengumpulan data telah berlangsung sejak Desember 2021 dan dilaksanakan selama setahun penuh, dengan fokus pada identifikasi hambatan pertumbuhan (tenaga kerja, produktivitas, dan profitabilitas) yang dihadapi usaha kecil, termasuk usaha yang pemiliknya adalah perempuan. Usaha kecil yang diteliti antara lain terdiri dari sektor industri/sektor manufaktur sederhana (light manufacturing), pengolahan pertanian (agri-processing), dan jasa (services).
Pada kesempatan yang sama, Ira Aprilianti dari MSC yang bertugas sebagai Manajer Lapangan SFD di Indonesia, menjelaskan pemilihan lokasi penelitian dan responden dilakukan secara komprehensif melalui beberapa proses termasuk penelitian data sekunder, key informant interview, sensus, dan survei intake.
"Untuk memilih responden, kami melakukan proses yang komprehensif untuk memastikan lokasi dan sample yang dipilih adalah yang paling sesuai dengan metode diaries," kata Ira.
Pada presentasi yang disampaikan oleh FAI – NYU, data menunjukkan persentase pemilik usaha kecil yang lebih memilih menjaga stabilitas usaha, masih lebih tinggi dibandingkan mereka yang memilih mengambil risiko dengan menambah modal operasional untuk meningkatkan pertumbuhan.
Principal Investigator SFD dan Managing Director FAI – NYU Timothy Ogde memaparkan keinginan untuk menjaga stabilitas usaha yang lebih tinggi dibandingkan meningkatkan laba, konsisten dari seluruh data responden, termasuk segregasi berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
"Keengganan pemilik usaha untuk menambah modal operasional sebanding dengan tingginya kecenderungan untuk tidak mengambil pinjaman modal," ucap Timothy.
Baca Juga: Menkop UKM: Digital Trust Modal Penting Gali Potensi Ekonomi Digital
Pada tahap ini, dapat disimpulkan bahwa lamanya usaha kecil berjalan dan besaran keuntungan tidak berkaitan erat dengan volatilitas yang dialami pekerja. Tetapi, tersedianya lapangan kerja secara konsisten setidaknya dapat memberikan proteksi bagi pekerja.
Sementara itu, Country Director MSC Indonesia Grace Retnowati menyatakan penelitian terhadap usaha kecil ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi berbasis bukti guna merumuskan kebijakan dan membagikan praktik-praktik terbaik bagi pemangku kepentingan dalam mengatasi tantangan UKM di masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.
"Pertemuan yang melibatkan sektor swasta ini juga diharapkan dapat berkontribusi mendorong peran sektor swasta dalam mengembangkan UKM baik berupa rancangan produk layanan keuangan (termasuk layanan keuangan digital-red) yang memenuhi kebutuhan likuiditas dan investasi usaha kecil agar dapat mengembangkan bisnis dalam hal pendapatan, produktivitas, lapangan kerja, dan upah yang dibayarkan," kata Grace.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas